Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Modul Tinjauan Seni



TINJAUAN SENI


Image result for candi bajang ratu




Oleh : Tatin Ro’aita Setyaningtyas. S.Pd Gr.


Konsep Dasar Seni

1. Seni Rupa
          Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolahkonseptitik, garisbidangbentukvolumewarnatekstur,dan pencahayaan  dengan acuan estetika
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murnikriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts
         Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. 
        Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
       Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata) atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya
a. Karya Seni Rupa Anak-Anak

Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang memberikan kesenangan batin (rohani) , baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang menikmatinya. Para pendidik harus memperhatikan kegiatan bermain yang dilakukan anak anak, karena permainan merupakan kegiatan jasmani dan rohani yang dapat membentuk sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik.

Pertama kali anak melakukan kegiatan seni senantiasa diawali dengan kegiatan meniru orang dewasa. Dalam melakukan kegiatan kesenian, tidak selalu anak dilatar belakangi dengan semangat berkesenian, melainkan lebih didorong oleh bagian dari permainan. Dengan demikian, pada umumnya anak yang normal pada usia-usia tertentu suka sekali menggambar. Kepuasan bagi anak berbeda maknanya dengan kepuasan bagi orang dewasa. Anak-anak mampu mengungkapkan emosinya tanpa batas ke dalam bentuk yang indah terutama terdapat pada anak-anak yang menjalani perkembangan normal hingga batas usia tertentu.

Fungsi Karya Seni Rupa Bagi Anak-Anak adalah:

  1. Seni sebagai Media Bermain
    a. Bermain majinasi
    b. Permainan ide
    c. Permainan fisik

  1. Seni sebagai Media Berkomunikasi

Tidak setiap anak mempunyai perkembangan bicara dan mengutarakan pendapatnya secara lisan, oleh karenanya gambar dapat digunakan sebagai alat untuk mengutarakan pendapat.

  1. Seni sebagai Ungkapan Rasa

Jika diamati cara kerja anak ketika menggambar, terdapat 2 gerakan, pertama mengambar dengan spontan, kedua anak menggambar dengan tenang.

  1. Seni untuk Mengutarakan Ide, Gagasan, dan Angan-angan
Keterbatasan kata-kata membuat perasaan anak semakin sesak karena keinginannya mengutarakan pendapat tidak diketahui orang lain. Symbol yang muncul dari pikran anak ini ternyata mempunyai arti yang sangat kompleks mulai keinginan sesuatu, gagasan serta angan-angaan yang meluap atas benda pujaannya.

b. Karya Seni Rupa Orang Dewasa

2. Pengertian Seni
     aSeni adalah Keindahan :

 "Keindahan" adalah istilah konvensional yang terlalu sederhana untuk mengungkapkan kesadaran yang timbul dari pengalaman keharuan maknawi macam itu, pengalaman yang sebetulnya penuh nuansa rumit. Karenanya, kata "keindahan" itu sejak awal memang sulit dimengerti hanya sebagai "kualitas yang menyenangkan mata dan hati". Ia lebih kompleks dari sekadar struktur fisik yang bagus. Keindahan adalah keharuan tanpa alasan atas matahari, angin, bebauan, tanaman, atau hujan. Keindahan adalah awal dan akhir pemikiran imajinatif paling brilian. Keindahan adalah saat indera terbuka pada kaitan-kaitan halus terselubung antar segala; saat imajinasi terbang tinggi tanpa kehilangan pijakan di bumi.

Pengertian Seni menurut ahli:

  1. Kahlil Gibran, keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
  2. Schopenhauer,keindahan dalam arsitektur adalah pernyataan kekuatan      bahan bangunan yang memperlihatkan perjuangan melawan gaya grafitasi
  3. Imanuel Kant, keindahan ada dalam penderitaan yang membahagiaka
  4. Baumgarten, keindahan adalah kesempurnaan yang ada pada alam
  5. Aristoteles, keindahan terdapat dalam kesantaian

Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima. Ketika engkau menemukan Keindahan, engkau akan merasakan tangan-tangan yang ada dalam jiwamu digerakkan untuk membawa keindahan ke dalam relung hatimu. Itulah keagungan yang merupakan perpaduan penderitaan dan kebahagian; yang tak terlihat yang bisa engkau lihat dan ketidakjelasan yang bisa engkau mengerti; dan kesunyian yang bisa engkau dengar - itulah tersuci dari yang tersuci yang bermula didalam dirimu sendiri dan berakhir dengan sangat luas melebihi imajinasi duniawimu. Keindahan adalah keselarasan antara sukacita dan dukacita yang bermula dari hati kita tersuci dari yang tersuci diluar wilayah imajinasi kita.

b. Seni adalah Ekspresi 

Seni adalah Ekspresi merupakan  proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan lakon.
Manusia adalah makhluk sosial sekaligus sebagai individu. Untuk itu manusia mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi juga berekspresi untuk mengungkap perasaan, pendapat, tanggapan, sikap serta pengalaman batinnya. Salah satu media untuk berkomunikasi dan berkreasi itu adalah seni.


3. Pengertian Seni Menurut Beberapa Ahli
Berikut ini beberapa pengertian seni yang dikemukakan oleh para tokoh / seniman :
a. Pengertian seni yang menekankan pada kegiatan rohani dikemukakan oleh Akhdiat       Kartamiharja.  Menurut Akhdiat, seni adalah kegiatan psikis (rohani)manusia yang merefleksi kenyataan   (realitas). Hal tersebut terjadi karena bentuk dan isi karya tersebut memiliki daya untuk      membangkitkan atau menggugah pengalaman tertentu dalam alam psikis (rohani)  penikmat atau apresiator. Bila ditelaah, pengertian tersebut menunjukkan peranan jiwa (seniman) dalam proses berkarya seni dan karya seni itu sendiri. Seniman yang berkarya  hanya dengan menggerakkan anggota tubuhnya saja (aktivitas fisik), namun tidak  melibatkan jiwanya (ekspresi emosi), maka karya yang dibuatnya belum dapat dinamakan  seni.

Image result for Achdiat Kartamiharja

                                             Achdiat Kartamiharja

b. Plato, filsuf dari Yunani
    Seni adalah hasil tiruan alam ( Ars Imitatur Narutam ). Pandangan Plato ini menganggap    bahwa suatu karya seni merupakan tiruan obyek / benda yang ada di alam, atau karya  yang sudah dibuat sebelumnya.

Image result for plato
                                        
                                                                  Plato

c. Ki Hajar Dewantara, Tokoh Pendidikan Nasional, Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah,    hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.
Image result for ki hajar dewantara

                                                    Ki Hajar Dewantara

d. Thomas Munro, Ahli Seni dan Filsuf dari Amerika
     Seni adalah buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain  yang melihatnya.

Image result for thomas munro
                                                    
                                                         Thomas Munro

e. Pengertian seni yang lain dapat dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yang    menyebutkan bahwa seni merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena kebutuhan spiritual. Sendok misalnya, dibuat   untuk memenuhi kebutuhan pokok, sebagai alat makan.Berdasarkan definisi tersebut   sendok bukanlah karya seni. Masih banyak karya (benda) yang lain yang kita jumpai,   misalnya rumah, pakaian penutup aurat, dan barang yang digunakan untuk kebutuhan  pokok hidup kita, yang bukan seni. Adapun benda yang dikategorikan sebagai benda seni  yaitu alat musik gamelan, ukiran kayu, dan lain-lain sejenisnya. Walaupun demikian   benda kebutuhan pokok tersebut dapat berhubungan erat pula dengan seni. Sebagai  contoh, pakaian yang dibuat bukan hanya memperhatikan fungsinya sebagai penutup   aurat atau pelindung fisik, tetapi si perancang (pembuat pakaian) berusaha memperindah 
yang dikenakan pada pakaian itulah yang berkaitan dengan seni. Dengan demikian
adakalanya beberapa benda kebutuhan pokok yang awalnya tidak dikategorikan sebagai   karya seni tersebut dikategorikan juga sebagai karya seni atau setidaknya mendapat sentuhan seni.

f. Benedetto Croce, Filsuf dari Italia

   Seni adalah ungkapan kesan-kesan. Seni memiliki kebebasan untuk mengungkapkan segala khayalan atau pengalaman intutif yang terkumpul dibatinnya.

Image result for Benedetto Croce

                                            Benedetto Croce

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dirangkum bahwa seni adalah segala kegiatan  manusia untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain, yang divisualisasikan dalam tata susunan yang indah dan menarik, sehingga dapat menimbulkan kesan rasa senang atau puas bagi yang menghayatinya (Ida Herawati, 1999).

4.  Seni Rupa Zaman Prasejarah dan Hindu di  
     Indonesia yang  Bersifat Magis dan Religius.

A. Seni Rupa Zaman Prasejarah Indonesia
     Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam

1. Seni Rupa Jaman Batu
     Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar).
Peninggalan-peninggalanya yaitu :
a.  Seni Bangunan
   Manusia phaleolithikum belum memiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan
Image result for zaman batu tua
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll

b. Seni Patung
    Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural

c. Seni Lukis
     Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegan perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)

Image result for lukisan pada dinding gua
lukisan pada dinding goa

2. Seni Rupa Jaman Logam 
    Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisa dipakai berulang
2) Acire Perdue, ialah teknik mengecor yang hanya satu kali pakai (tidak bisa diulang)


Image result for zaman logam


B. Seni Rupa Indonesia Hindu
    Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia


Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
  1. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
  2. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
  3. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama 

2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu

a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Image result for candi kidal
candi kidal

     Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari

Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian
  • Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur sangkar atau segi 20.
  • Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
  • Atap candi: berbentuk lima, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:

  1. Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah– tengah anak–anak , contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
  2. System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia) yaitu induk candi berada di belakang  anak – anak candi, contohnya candi penataran

2) Bangunan pura

Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
     - Halaman depan terdapat balai pertemuan 
     - Halaman tengah terdapat balai saji
     - Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
     - Pura agung, didirikan di komplek istana
     - Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
     - Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
     - Pura laut, didirikan di tepi pantai

3) Bangunan Puri
Image result for bangunan puri
   Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb

b. Seni patung Hindu Budha 
     Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
     Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
      - Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
      - Diantara keningnya terdapat titik (urna)
      - Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
      - Terdapat juga kerutan di leher
      - Memakai jubah sanghati
c. Seni hias Hindu Budha
   Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
     - Hiasan mahkota pada atap candi
     - Hisana menara sudut pada setiap candi
     - Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
     - Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
    - Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha ialah Jataka, Lalitapistara
    - Hiasan flora dan fauna
    - Hiasan pola geometris
    - Hiasan makhluk khayangan

5. Seni Sebagai Media Pendidikan

Banyak para ahli pendidikan yang berpendapat bahwa seni itu dapat dipakai sebagai alat untuk mendidik, antara lain Ki Hajar Dewantara dangan Taman Siswa-nya. Semenjak berdiri hingga sekarang menggunakan seni sebagai salah satu alat pendidikan. Bagaimanakan penggunaan seni untuk pendidikan itu, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Waktu Berolah Seni
Dengan berolah seni dapat ditimbulkan sikap-sikap sebagai berikut:
  • Memperhalus budi pekerti dan membuat sikap yang kasar, ugal-ugalan menjadi lebih halus dan sopan santun. Pengaruh seni yang demikian pernah dianjurkan oleh R. A. Kartini dalam mendidik, memperhalus budi pekerti dengan cara membatik.
  • Menanamkan dan meningkatkan kedisiplinan. Kegiatan seni adalah kegiatan yang penuh   dengan kedisiplinan. Tanpa disiplin tidak mungkin dilahirkan karya seni yang baik, misalnya waktu berlatih karawitan, masing-masing penabuh harus tunduk dengan aturan permainan. Apabila ada salah seorang penabuh yang tidak disiplin, mendahului atau terlambat membunyikan alatnya maka akan terjadi kesalahan pada keseluruhan orkestra itu. Hal ini juga terjadi pada tari, nyanyi dan sebagainya. Dengan demikian peserta olah seni itu akan dibiasakan dengan hal-hal yang disiplin
  • Membangkitkan dan menanam rasa cinta tanah air dan bangsa. Seni selalu berhubungan dengan rasa kebangsaan. Apakah itu bangsa sendiri ataukah bangsa lain. Oleh karena itu pendidikan seni harus bermula dari seni sendiri. Seni bangsa sendiri harus dipelajari terlebih dahulu sebelum mempelajari seni bangsa lain. Dengan selalu bergaul dan mengenal seni bangsa sendiri, lama kelamaan tertanam rasa cinta dan menghormati bangsa sendiri, dan bangga akan karya-karya bangsanya. Untuk mengimbangi rasa cinta bangsa yang berlebih-lebih, hingga akan merendahkan bangsa lain, barulah diperkenalkan seni bangsa lain. Sifatnya hanya sebagai pelengkap dan pembanding, penghambat rasa yang berlebihan terhadap cinta bangsa.

Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin. karya seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dsb.

   6. Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu dan Pendekatan Kompetensi  dalam Pendidikan Seni Rupa.
     a.  Pendekatan seni rupa berbasis disiplin ilmu
         Dipandangnya seni sebagai disiplin ilmu merupakan asumsi pokok yang mendasari konsep pendekatan ini. Disiplin ilmu dalam pengertian ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Dobbs (1992: 9) adalah bidang studi yang bercirikan
(1) memiliki isi pengetahuan (body of knowledge),
(2) adanya masyarakat pakar yang mempelajari ilmu tersebut, serta
(3) tersedianya metode kerja yang memfasilitasi kegiatan eksplorasi dan penelitian. 
   Chapman (1978) berpendapat bahwa pendidikan seni yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan emosinya adalah penting, tetapi jangan karena itu, kegiatan mempelajari ilmu seni diabaikan. Menurut Eisner (1987/1988) menegaskan bahwa pendidikan seni berbasis disiplin bertujuan menawarkan program pembelajaran yang sistematik dan berkelanjutan dalam empat bidang yang digeluti orang dalam dunia seni yaitu bidang penciptaan, penikmatan, pemahaman dan penilaian. Keempat bidang tersebut haruslah tercermin dalam kurikulum. Anak hendaknya tidak hanya diberi kesempatan berekspresi/menciptakan karya seni tetapi mereka juga perlu mempelajari bagaimana caranya menikmati suatu karya seni, dan memahami konteks dari sebuah karya seni. Keempat bidang tersebut hendaknya diajarkan secara terpadu.
     Karena pendidikan seni berbasis disiplin merupakan suatu pendekatan dan bukan suatu metode yang spesifik, maka ia tampil dalam wujud yang bervariasi. Dibalik sifatnya yang bervariasi, pendidikan seni berbasis disiplin memiliki ciri khusus yaitu : Seni diajarkan sebagai sebuah subyek dalam konteks pendidikan umum dengan kurikulum yang tertulis serta disusun secara sistematis mencakup kegiatan ekspresi/kreasi,    teori, dan kritik/apresiasi seni. Pelajaran tersebut membangun pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam disiplin seni yang memungkinkan dievaluasi secara tepat. Kemampuan anak dikembangkan untuk mampu menghasilkan karya seni (prosuksi seni);  menganalisis, menafsirkan dan menilai kualitas karya (kritik seni); mengetahui dan memahami peran seni dalam masyarakat (sejarah seni) serta memahami keunikan karya seni dan bagaimana orang memberikan penilaian dan menguraikan alasan penilaian 
tersebut (estetika). Dobbs (1992 : 71-76) menguraikan secara terperinci cakupan keempat mata pelajaran yang disebutkan tersebut yang seyogyanya mendapat perhatian para guru:
1. Studio/produksi seni adalah disiplin dalam hal penciptaan seni yang merupakan proses kreatif melalui pengolahan beragam materi untuk menciptakan efek rupa (visual) yang diinginkan.
2. kritik seni adalah disiplin yang memfokuskan perhatian pada persepsi dan deskripsi untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang diamati pada suatu karya seni, analisis dan penafsiran untuk menjelaskan makna dari apa yang diamati serta penilaian menggambarkan kualitas karya yang
   3. Sejarah seni adalah disiplin yang memfokuskan perhatian pada peran seni dan seni dalam konteks sosial, politik, dan budaya.
4. Estetika adalah disiplin yang mendiskusikan hakikat dan makna seni, pengalaman keindahan dan sumbangannya terhadap kehidupan dan kebudayaan manusia. Estetika dalam konteks pembelajaran di sekolah haruslah disesuaikan dengan tingkat kematangan intelektual dan kejiwaan anak.

   Perbedaan antara pendidikan seni berbasis disiplin dengan pendekatan ekaspresi bebas tidak hanya terletak pada kekomprehensifan cakupan kegiatan yang ditawarkan, tetapi juga pada bagaimana filosofi program dan cara membelajarkan anak. Pada pendekatan ekspresi bebas, anak diperlakukan secara istimewa dengan membiarkannya untuk secara bebas menyatakan apa yang ingin diekspresikannya. Guru tidak diijinkan mengintervensi. Peran guru hanyalah memberikan kemudahan bagi anak dalam berekspresi. Maka lahirlah kurikulum yang dikenal dengan emerging curriculum, seuatu kurikulum yang tidak siap pakai tetapi disusun mengikuti kehendak anak pada suatu kegiatan pembelajaran. Anaklah yang menentukan mengenai pengalaman belajar apa yang akan dilakukannya. Berdasarkan keinginan sang anak, maka guru pun menyiapkan fasilitas. Pada pendidikan seni berbasis disiplin, kurikulum yang digunakan bersifat siap pakai dengan program yang tersusun secara sistematis. Dengan mengacu pada kurikulum siap pakai inilah, guru melaksanakan pembelajaran. Jeffers membendingkan kedua pendekatan ini dengan menggunakan metafora pertumbuhan alamiah dengan metafora pembentukan. Metafora pertumbuhan alamiah mengandaikan anak sebagai sekuntum bunga atau tanaman, guru sebagai tukang kebun dan sekolah sebagai kebun. Guru sebagai tukang kebun haruslah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga anak sebagai tanaman tumbuh secara subur dan alamiah. Pada sisi lain, metafora pembentukan memandang anak sebagai tanah liat dan guru sebagai pematung. Anak sebagai tanah liat berada pada posisi untuk memilih atau menolak bentuk akhir dari dirinya sendiri. 

    7. Peranan Guru dalam Proses Pendidikan Seni Rupa  
       di Sekolah. 

         Guru adalah seorang yang patut diguguh dan ditiru, bahwasanya seorang guru tidak  hanya terfokus pada statusnya saja, tapi mampu membawa peran dalam jati dirinya.
     Hal ini sesuai dengan pendapat Pangkey (dalam Isa, 1993: 3) “Pada setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa anak didik pada taraf kematangan tertentu demi pencapaian tujuan pengajaran khususnya dan tujuanpada umumnya”
    Guru adalah factor penentu dalam proses interaksi edukatif dalam dunia pendidikan. Mengenal dunia anak-anak merupakan syarat pokok untuk mendidik mereka.
   Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah masalah yang dihadapinya dan memahami karakteristik perkembangan siswa sebagai anak didik dikelasnya.
   Ada dua syarat pokok yang mesti dipenuhi oleh seorang guru untuk dapatmenyampaikan pengajarannya dengan baik. Pertama-tama guru harus menguasaibahan pengajaran, dan yang kedua ia harus dapat memiliki cara penyampaianbahan itu dengan sebaik-baiknya.
    Guru harus memiliki wawasan mengenai kemampuan memotivasi belajar siswauntuk perkembangan kreativitasnya.
        Guru harus mengalami pengalaman indera anak dan menyelidiki sampai pada tingkat yang disebut sebagai “innerlandcape” yaitu dunia mimpi, ketakutan,keinginan-keinginan dan angan-angan serta khayalan. Suatu perang yang nyata pengajaran seni rupa merupakan menjanjikan objek-objek dari pengalaman internal dan eksternal bagi anak. Contohnya ingin menggambar dengan baik.
        Guru perlu mengetahui bahwa dalam mengajarkan seni rupa perlu mengetahui perkembangan anak pula.Umumnya baik perkembangan jasmani maupun rohani anak,anak menjadi dewasa karena perkembangan itu dan juga pengalamannya

PPENGERTIAN DAN CABANG-CABANG SENI

SENI MENURUT PARA AHLI :
  • Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah sehinga dapat menggerakkan jiwanya.
  • Menurut Aristoteles,seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
  • Menurut Plato dan Rousseau, seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
  • Menurut Ahdian Karta Miharja, seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya.
  • Menurut Drs. Sudarmaji, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang.
  • Menurut Drs Popo Iskandar,seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.
  • Menurut, Prof. Drs. Suwaji bastomi, seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
CABANG SENI DIBAGI MENJADI 4

  1. SENI MUSIK yaitu “uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang dituangkan melalui media suara dan bunyi-bunyian.
  2. SENI TARI yaitu”uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang dituangkan melalui media gerak tubuh yang disusun secara beriramayang dilakukan di tempat dan waktu tertentu. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.
  3. SENI RUPA, yaitu”uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang dituangkan melalui media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titikgarisbidangbentukvolumewarnatekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
  4. SENI TEATER “Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) , penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang.
    Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
    Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
    Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.      SUMBER : Buku Seni Rupa, Heru Purwanto dkk, Ganexa Exa
    ct


Cabang Seni Rupa – Contoh dan Penjelasanya

Seni rupa merupakan cabang seni dimana kesenian ini membentuk sebuah karya seni dengan mediayang bisa ditangkap dengan indra pengelihatan (mata) dan dirasakan dengan indra perabaan. Kesan seperti ini dibuat melalui penciptaan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika (baca:perbedaan seni dan keindahan). Seni rupa juga merupakan sebuah seni yang cara pengungkapanya diwujudkan dalam bentuk rupa dengan unsur-unsur yang telah disebutkan sebelumnya. Seni rupa sering dianggap sebagai bentuk realisasi dari sebuah imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam sebuah karya dalam berkesenian, sehingga memotori bagi para seniman bahwa dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi.
ads
Seni rupa adalah bagian dari kesenian maupun seni budaya yang tidak bisa dipisahkan. Dalam kesenian, ada seseorang yang berperan sebagai kreator atau pembuata seni dan sebaliknya ada juga yang berperan sebagai apresiator atau bisa juga kita sebut sebagai orang yang memberikan apresiasi atau dengan kata lain sebagai pemberi penghargaan terhadap suatu karya seni yang di hasilkan oleh seorang seniman atau kreator. Secara kasar terjemahan dari seni rupa dalam bahas Inggris adalah fine art. Namun sesuai dengan perkembangan dunia berkesenian modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa urni untuk kemudian menggabungkanya dengan desain dan kriya kedalam bahasa visual art.
Dalam sebuah ilmu seni, terdapat pembangian cabang-cabang yang meliputi kesenian tersebut, begitu juga dengan seni rupa. Seni rupa dibedakan dalam tiga kategoti. Kategori yang pertama adalah seni rupa murni, yang kedua seni kriya, dan desain. Seni rupa murni pada dasarnya mengacu pada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan ekskresi pribadi, sementara seni kriya dan desain lebih menitik beratkan fungsi dan kemudahan dalam menjalankan produksinya.  Dan berikut merupakan penjelasan secara lengkap mengenai cabang-cabang yang terdapat dalam seni rupa.

Seni Rupa Murni

Seni rupa murni adalah seni yang tercipta bebas tanpa mempertimbangkan segi fungsi dari kesenian yang dibuat, tetapi lebih mempertimbangkan dan mengutamakan fungsi keindahan atau estetika. Fungsi dari seni rupa murni sendiri adalah sebagai hiasan atau untuk sekedar memenuhi kepuasan batin akan estetik. Dan berikut adalah contoh dari seni rupa murni.
1.  Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis merupakan sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. (baca : unsur seni lukis dan fungsi seni lukis)
Dewasa ini banyak sekali seniman-seniman yang sangat berbakat di Indonesia yang memiliki bakat melukis yang luar biasa, banyak tokoh-tokoh seniman lukis yang sangat berprestasi akan hasil karyanya (Baca:jenis jenis seni lukis). Seni lukisa juga saat ini berkembang dan tidak hanya sebagai pemuasan kebutuhan akan estetika akan tetapi lukisan juga bisa dilihat sebagai kelas sosial atau gengsi dari kolektornya, dari hal tersebut sekarang ini lahir fenomena lukisan-lukisan yang dijual dengan harga selangit.
2.  Seni Grafis
Seni grafis merupakan salah satu cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik.
Artikel terkait:
·       unsur desain grafis
Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
3.  Seni Patung
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Patung adalah hasil ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dengan membuat bentuk visual melalui media tiga dimensi untuk tujuan pemuasan kebutuhan estetika. Patung biasa ditemukan di candi, di taman-taman, lobi sebuah gedung, persimpangan jalan, dan lain-lain. Pada umumnya seniman patung banyak menghasilkan karya-karya yang berbentuk objek manusia, hewan dan makhluk-makhluk mitologi.
4.     Seni Instalasi
Seni instalasi adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran akan makna tertentu. Pada umumnya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah rupa
5.     Seni Keramik
Seni keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya. Venus of Dolni Vestonice adalah karya keramik tertua yang pernah ditemukan.
Banyak sekali kerajinan keramik yang  merupakan seni rupa murni seperti contohnya gucci atau piring keramik yang memiliki nilai seni yang dianggap sangat tinggi, biasnya kerajinan seni kramik misalnya sebuah piring akan tidak digunakan sebagai alat untuk makan akan tetapi lebih kepada penggunaanya sebagai pajangan yang memperkuat nilai estetika dari kesenian tersebut. Di Indonesia, khususnya di kota Jakarta ada museum khusus yang memfokuskan koleksinya pada keramik dan seni rupa, museum tersebut terdapat di wilayah wisata kota tua jakarta disebut Museum Seni Rupa dan keramik Jakarta Barat.
6.  Relief
Relief dalam arti seni adalah gambar atau lukisan yang ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi (tri marta) diatas bidang dua dimendi (dwi marta). Relief biasanya terdapat di tugu peringatan dan candi-candi seperti contohnya relief penuh makna yang terdapat di candi Borobudur dan Candi Prambanan. Relief pada umumnya berisi dioramadan memiliki sejarah yang sangat tinggi.
7.  Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi adalah salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau di gayakan sehingga memiliki nilai seni dan estetika tersendiri. Berbagai aksara dan huruf bisa dikreasikan sebagai seni kaligrafi seperti huruf arab, aksara jawa, aksara jepang, dan lain-lain. Akan tetapi di Indonesia tulisan arab sangat mendominasi dengan penamaan kaligrafi.
8.  Mosaik
Mosaik adalah seni merangkai pecahan atau potongan kecil bongkahan batu, keramik, atau kaca. Seni mosaik sering ditemukan di gereja atau arsitektur romawi. Seni ini sangat bernilai tinggi, karena nilai estetikanya dibuat dengan penggabungan yang indah melalui objek-objek kecil yang kemudian menjadi karyaseni yang luar biasa.
9.  Ukiran
Ukiran adalah seni memahat batu atau kayu menjadi bentuk yang diinginkan. Ukiran pada umumnya sering dijumpai berbentuk sebuah bunga dan makhluk hidup lainnya. Ukiran sering dijadikan hiasan di rumah rumah mewah untuk menambah kesan artsy dari hunian maupun di gedung-gedung bertema seni. di indonesia sendiri seni ukir memiliki motif seni ukir nusantara yang sangat kaya akan keberagaman.

 10. Desain

Desain adalah salah satu cabang dari seni rupa yang lebih menitik beratkan fungsi dan kemudahan dalam menjalankan produksinya. Istilah desain serng dikaitkan dengan suatu penyusunan polaatau rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu bendabuatan. Dengan kata lain desain adalah suatu rencana yang  terdiri dari beberapa unsur untuk mewujudkan suatu hasil karya yang nyata. Syarat pembuatan desain yang baik adalah desain yang mudah dimengerti dan mudah untuk dikerjakan dengan jelas.
Dalam seni rupa desain terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya adalah arsitektur, desain grafis, dan desain industri. Dan berikut merupakan penjelasan yang lebih meyeluruh mengenai cntoh-contoh desain yang termasuk dalam seni rupa.
1.     Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Dalam dunia arsitektur, ada tiga unsur dasar yang membangun arsitektur yang pertama adalah strenght (kekuatan), yang kedua adalah beauty (keindahan), dan yang ketiga adalah convenience (kenyamanan) yang nantinya akan mempengaruhi efek estetis dari suatu bangunan. Arsitek juga erat hubunganya dengan istilah perancangan.
Perancangan yang dimaksudkan adalah suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan mengambil suatu tindakan yang jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang mempunyai kenyataan fisik. Dalam bidang teknik, hal ini masih menyangkut suatu proses dimana prinsip-prinsip ilmiah dan alat-alat teknik seperti matematika dan komputer dipakai, juga bahasa. Dalam menghasilkan rancangan yang jika direalisasikan akan memenuhi kebutuhan manusia.
2.     Desain Grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art.
Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Desain grafis juga merupakan suatu bentuk seni lukis (gambar) ilmu terapan yang dapat memberikan kebebasan kepada seniman penciptanya untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis diatas sebuah permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Desain grafis sendiri pada umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain. (baca: jenis jenis industri kreatif)
3.  Desain industri
Desain industri adalah seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. (baca: sub sektor industri kreatif)
4.     Desain Interior
Desain Interior adalah ilmu yang memperlajari perancangan suatu karya seni yang ada didalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkn masalah manusia. Salah satu bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan besertaelemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun non fisik, sehingga kualitas kehidupan manusiayang berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Misalnya sebagai contoh adalah rancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang bersifat sementara.
Banyak yang menghubungkan bahwa desai interior adalah sama dengan arsitek, akan tetapi terdapat perbedaan didalamnya. Desain interior sendiri adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang didalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar manusia akan naungan dan perlindungan, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati, dan kepribadian penghuni. Oleh karena itu, tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengcahayaan yang estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.
Dari hasil penjabaranya, dapat disimpulkan bahwa desain interior adalah seni dan ilmu untuk memahami kebiasaan manusiadidalam ruang dengan tujuan untuk menciptakan ruangyang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek.
5.  Desain Busana
Desain busana adalah rancangan sebuah busana sebelum dibuat, jadi sebelum melalui proses pembuatanya sebuah karya busana akan dibuat desainya terlebih dahulu, desain busana yang akan dibuat harus sesuai dengan keadaan seseorang yang  notabene adalah calon pemakai dari busana yang dibuat. Hal ini bertujuan agar jika proses pembuatan sudah diselesaiakan pemakai akan merasa nyaman dan tampak pas dan serasi.

Pengertian Estetika Menurut Para Ahli Beserta Penjelasanya
Istilah estetika sangat dekat dan erat hubungannya dengan kata seni, pada saat yang sama para ahli banyak yang mengkategorikan kedua hal tersebut kedalam definisi yang sama, akan tetapi tidak sedikit yang menyatakan bahwa estetika adalah sebuah bentuk dari keindahan yang berbeda dengan istilah seni (baca: perbedaan seni dan keindahan).
ads
Estetika sering dihubungakan dengan sesuatu yang berbau seni karena mengandung keindahan yang dapat diapandang. Sejak kemunculannya estetika selalu digunakan untuk mengutarakan bahasa filsafat terhadap karya seni. Namun pada kenyataanyasei tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang indah sehingga harus ada bidang yang digunakan untuk menjawab hakekat seni sebenarnya yaitu filsafat seni. (baca: Peran dan fungsi kritik sastra)
Kata estetika sendiri berakar dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang merupakan kata yang bersumber dari istilah “aishte” yang memiliki makna merasa. Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola, dimana pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang membentuknya dan mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa esetetika  menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan perasaan yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari isi atau makna yang terkandung didalamnya.
Bisa diibaratkan dengan membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah kecantikan yang hanya terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang oleh mata. Akan tetapi wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita yang memilki pesona jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita tersebut memiliki value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi wanita yang cantik tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau nilai estetika. Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381) adalah bukan hanya wanita yang enak dipandang tetapi lebih dari itu wanita yang indah memiliki banyak hal yang dapat dinikmati dengan perasaan meyenangkan hati.
Dari banyaknya pemahaman yang berbeda-beda dari semua kalangan tentang apa terjemahan dari hal yang dinamakan estetika, muncullah para ahli dengan kesimpulanya sendiri dalam menanggapi apa itu pengertian dari estetika, dan berikut ini adalah pengertian dari estetika menurut para ahli dengan dilengkapi penjelasannya.
1.     Pengertian estetika menurut Herbert Read
Herbert Read mendefinisikan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan pencerapan indrawi kita. Pada umumnya orang beranggapan bahwa yang indah adalah seni atau bahwa seni akan selalu indah, dan bahwa yang tidak indah bukanlah seni. Pandangan semacam ini akan menyulitkan masyarakat dalam mengapresiasi seni, sebab seni tidak harus selalu indah, menurut pendapat Herbert Read.
Penjelasan:
Dalam teorinya Herbert Read menjelaskan bahwa peryataan tentang seni yang disamakan dengan estetika atau keindahan adalah sesuatu yang salah kaprah. Seni yang merupakan hasil budaya dari manusia yang disebut juga unsur unsur kebudayaan tidak serta merta hanya berbentuk yang indah-indah saja, seni juga dapat berupa suatu objek buatan manusia yang unik, menyeramkan, antik, dan tidak melulu hal yang memilki nilai keindahan akan tetapi memiliki kesan dihati oran lain sebagai penikmat seni.

2.     Pengertian estetika menurut Bruce Allsopp
Bruce Allshop pada tahun 1997 mendefinisikan bahwa estetika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses proses penikmatan dan aturan aturan dalam menciptakan rasa kenyamanan.
Penjelasan:
Dari definisi yang dikemukakan oleh Bruce Allsopp (1977) dalam mengartikan tentang kata estetika adalah sebuah ilmu pengetahuan, Alshopp juga menjelaskan bahwa estetika merupakan suatu kegiatan edukasi atau pembelajaran mengenai proses dan aturan tentang penciptaan sebuah karya yang nantinya akan menimbulkan perasaan nyaman bagi yang melihat dan merasakanya.
3.     Pengertian estetika menurut J. W. Moris
J.W. Moris mendefinisikan bahwa yang dinamakan estetika adalah dikenakan pada objek yang memilki nilai indah atau tidak indah (sering dipertukarkan dengan seni/art/ estetika = aesthetics seni = art).
Penjelasan:
J.W. Moris menyangkal pendapat ahli sebelumnya yang meyatakan bahwa estetika merupakan suatu hal yang berbeda dengan seni dimana estetika adalah seni yang hanya mencakup keindahnan saja. Moris menyebutkan bahwa kemudian estetika sama halnya dengan seni baik itu memilki nilai indah atau tidak. Dalam pembahasanya Moris juga menyatakan bahwa estetika merupakan sebuah objek seni atau art.

4.  Pengertian estetika menurut Plato
Dalam teorinya Plato menyatakan bawa watak yang indah adalah hukum yang indah.
Penjelasan:
Plato yang merupakan ilmuan terkenal dunia menyatakan bahwa suatu keindahan adalah cerminan dari watak seseorang, yang kemudian diibaratkan bahwa ketika seseorang memilki watak yang indah maka akan secara langsung keseluruhan dari diri seorang tersebut mencerminkan semua hukum keindahan. Teori tersebut seakan mejelaskan bahwa sesuatu yang awalnya indah akan selalu menjadi indah untuk selamanya.
5.  Pengertian estetika menurut Dra. Artini Kusmiati
Dra. Astini kusmiati mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan tersebut baru akan dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen keindahan yang terkandung pada suatu objek.
Penjelasan:
Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh Dra. Artini Kusmiati dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan estetika merupakan segala hal yang memiliki sangkut paut dengan keindahan yang ada pada penglihatan seseorang, dan bagaimana seseorang dapat meihat sebuah objek, sehingga objek tersebut mempunyai nilai tersendiri dalam hati yang menikmatinya.
6.  Pengertian estetika menurut Katstsoff
Kattsoff mendefinisikan baahwa esetetika  adalah menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan perasaan yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari isi atau makna yang terkandung didalamnya.
Penjelasanya:
Dari definisi yang telah dijabarkan oleh Kattsoff tentang estetika maka bisa diibaratkan dengan membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah kecantikan yang hanya terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang oleh mata. Akan tetapi wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita yang memilki pesona jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita tersebut memiliki value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi wanita yang cantik tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau nilai estetika. Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381).
7.  Pengertian estetika menurut Immanuel Kantt
Menurut Immanuel Kantt definisi dari estetika adalah estetika tidak berkaitan dengan bendanya, melainkan kesenangan yang dirasakan ketika melihat benda itu. Disitu tidak terdapat karakteristik yang objektif yang disebut keindahan sebagai karya yang berhasil, dan tidak ada konsep mental yang membuat keindahan dapat diketahui, tetapi hanya semata mata persaan senang melihat sesuatu, misalnya karya seni, dan perasaan ini dapat dikomunikasikan secara universal, tidak secara pribadi. (Baca: cabang cabang seni)
Penjelasan:
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh Immanuel Kantt dapat dijabarkan bahwa estetika dapat digambarkan misalnya ketika menilai suatu objek sebagai hal yang indah, tetapi tersusun dengan aturan aturan yang tidak terlukiskanatau tidak membawa imajinasi dan pengertian menuju suatu hal yang memiliki hubungan yang harmonis. Disini tidak terdapat konsep pasti yang membuat keterpautan ini bisa diketahui.
8.     Pengetian estetika menurut Benedotte Crose
Benedotte Crose mendefinisikan bahwa estetika adalah masalah persepsi, persepsi estetika adalah suatu jenis pengetahuan, tidak hanya semata mata suatu fenomena yang memuaskan kondisi pengetahuan secara formal.
Penjelasan:
Cross menjelaskan bahwa estetika sendiri menurutnya adalah persepsi yang dimiliki oleh seseorang, dimana ada dua jenis pengetahuan, yang pertama adalah pengetahuan logis, dan yang kedua adalah pengetahuan intuitif. Pengentahuan logis ini merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan hal yang dapat diulanggi (Scientific object), sedangkan pengetahuan intuitif berkaitan dengan hal yang unik dan individual (aesthetic object).
Gagasan kreatifitas menyangkut hal hal yang mempunyai keunikan atau ciri khas tersendiri. Sebagai akibatnya pengetahuan yang bersifat estetis tidak bisa konseptual, melainkan bersifat segera dan langsung. Juga pengertian estetis tidak bisa merupakan pilihan atau bagian. Suatu bagian dari lukisan, sajak, atau komposisi musik hanya mempunyai makna apabila berhubungan dengan keseluruhan . jadi estetika sendiri menurut Cross adalah hal yang dapat dipersepsikan secara intuitif.
ads
9.  Pengertian estetika menurut John Dewey
John Dewey mendefinisikan bahwa yang dinamakan dengan istilah estetika adalah suatu hal yang berkaitan dengan pengalaman, tetapi tidak semua pengalaman bersifat estetis. Beberapa pengalaman cenderung menjemukan, tidak lengkap, dan tanpa tujuan, sedangkan pengalaman estetis bercirikan suatu minat yang intens, yang berasal dari kepuasan dan kelengkapan.
Penjelasan:
Dalam pengertian yang telah dikemukakan oleh Dewey yang menganggap estetika adalah suatu pengalaman intens seseorang yang memiliki nilai lengkap, Dewey juga membedakan bahwa ada dua sumber pengetahuan yang berkaitan dengan estetika yaitu pengalaman dan refleksi. Fenomena tentang estetika ini dikaitkan dengan partisipasi aktif dari orang yang mempresepsi atau yang mencipta, bersama sama dengan kualitas dari objek yang dipersepsi.
10.         Pengertian estetika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disebut KBBI, definisi estetika terdiri dari dua poin
·       Cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya.
·       Kepekaan terhadap seni dan keindahan
Penjelasan:
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian dari estetika melalui dua poin yang meyatakan bawa estetika merupakan salah ilmu dari cabang filsafat yang membahas tentang seni dan keindahan serta bagaimana tanggapan manusia terhadap seni dan keindahan, dan yang kedua adalah estetika sebagai salah satu sarana kepekaan terhadap seni dan keindahan.
11.         Pengertian estetika menurut Jacob Sumardjo
Estetika merupaka bentuk yang memiliki perbedaan dengan filsafat, perbedaanya terletak pada pengertian natara estetika dengan filsafat seni yaitu pada objek yang dinilainya.
Penjelasan:
Pendapata diatas menjelasakan jika estetika merupakan pengetahuan yang membehas tentang keindahan segala macam hal mulai dari seni sampai dengan keindahan alam. Filsafat seni hanya mempersoalkan atau membahas mengenai karya yang dianggap sebagai seni saja.
12.         Pengertian estetika menurut Kuypers
Kyuper menjelaskan bahwa estetika merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang berlandaskan pada sesuatu yang berkaitan dengan pengamatan.
Penjelasan:
Melalui pengertian yang telah dikemukakan oleh K. Kupers estetika merupakan segala hal yang meyangkut keindahan yang ada pada penglihatan seseorang. Pandanga itu sendiri dapat dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif dan tidak bisa dipastikan sama. Tetapi didalamnya, terdapat dua nilai pendting yang perlu diketahui, yaitu:
·           Nilai Instrinsik, yaitu nilai yang terkandung dari dalam suatu keindahan. Nilai instrinsik ini biasanya dapat dirasakan dan dimengerti dari dalam hati oleh penikmat atau penerimanya. Sedangkan nilai ekstrinsik dapat dilihat secara langsung dan kasat mata. Misalnya pada pementasan tari, tampak gerakan lembut yang ditujukan oleh sang penari, hal itulah yang dinamakan nilai ekstrinsik.
·           Nilai Ekstrinsik, yaitu merupakan unsur atau nilai yang terlihat dari luar. Nilai ekstrinsik bisa diibaratkan dengan penghayatan gerak dalam pertunjukan tari.

13.         Pengertian estetika menurut effendy, 1993
Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Dimana pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang mengandung keselarasandari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.
Penjelasan:
Effendy menjelaskan bahwa estetika merupakan sebuah prose penggabungan dari pola, bagian yang  nantinya kan timbul menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati keindahanya oleh masyarakat luas sebagai pecinta keindahan dan seni.
14. Pengertian estetika menurut Munro
Pengertian estetika menurut Munro adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indra, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan seperti asosiasi, pemahaman imajinasi, dan emosi.
Penjelasan:
Murno menjelaskan dalam pemahamanya mengenai definisi estetika, bahwa yang menurutnya dinamakan estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, yang merupakan ilmu yang juga mempelajari semua aspek dari apa yan kita sebut keindahan.
 15. pengertian estetika menurut Baumgarten
Baumgarden menyatakan bahwa yang dimakan estetikaadalah ilmu pengenalan sensitif dan teori seni.
Penjelasan:
Dalam menemukakanpendapatnya Baumgarden membuata sesuatu filosofis yang singkat yang menyatakan bahwa estetika merupakan ilmu pengenalan sensitif yang merupakan ilmu yang melibatkan emosional dari pendapat atau perspektif manusia secara individual, yang juga merupakan salah satu bentuk sebuah teori seni.
16. pengertian estetika menurut Benedetto Croce
Bendeto croce menjelaskan bahwa estetika adalah ilmu sebagai aktivitas ekspresif baik yang representatif maupun yang imajinatif.
Penjelasan:
Dijelaskan bahwa estetika merupakan sebuah ilmu yang imajinatif dapat dikatakan estetika juga merupakan sebuah seni yang tidak memiliki batas, atas melampaui batas lintas imajinasi manusia.
Sponsors Link

17. pengertian estetika menurut Djelantik
Djelantik mendefinisukan bahwa yang dinamakan estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan .

Penjelasan:
Dalam penjelasanya estetika adalah filsafat seni yang berisi segala macam pemikiran dan pembahasan mendalam (filosofis) tentang seni dan keindahan.
Beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas menunjukkan dengan jelas bahwa yang dinamakan estetika atau yang biasa disebut dengan ruang lingkup bahasan estetika adalah meliputi dua pokok bahasan utama, yaitu segala persoalan yang berkaitan dengan keindahan atau yang biasa orang orang sebut estetis dan persoalan yang berkaitan dengan seni. Kadangkala pembahasan kedua persoalan itu saling terkait dan sulit dipisahkan. Ada beberapa persoalan yang tergolong di dalam kedua lingkup bahasan tersebut di antaranya adalah:
1.    Persoalan Nilai Estetis (esthetic value). persoalan nilai estetis ini biasanya  menyangkut antara lain: apakah yang dinamakan keindahan itu; apakah keindahan bersifat objektif atau subjektif; apakah yang menjadi ukuran baku keindahan, bagaimanakah peranan keindahan dalam kehidupan manusia; dan bagaimanakah hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan?
2.    Persoalan Pengalaman Estetis (esthetic eksperience) menyangkut beberapa hal yang antara lain: apakah yang disebut pengalaman estetis; bagaimanakah sifat dasar atau ciri-ciri suatu pengalaman estetis; apakah yang menyebabkan orang menghargai sesuatu yang indah; apakah yang merupakan rintangan dari pengalaman estetis; dan objek apakah yang dapat menjadi sasaran pengalaman estetis?
Persoalan Perilaku Seniman menyangkut antara lain: apa dan siapakah seniman itu; bedakah seorang seniman dengan perajin; apakah yang mendorong seseorang menciptakan suatu karya seni; bagaimanakah proses penciptaan itu berlangsung dalam diri seseorang; dan bagaimanakah hubungan kepribadian seniman dengan karya seni ciptaannya? Persoalan Seni menyangkut antara lain: apakah seni itu; bagaimanakah penggolongan seni yang tepat; apakah sifat dasar dan nilai-nilai dari karya seni; manakah yang lebih penting antara bentuk dan isi dari karya seni; dan bagaimanakah hubungan seni dengan agama, filsafat, dan ilmu?.
Estetika sebagai salah satu bidang yang merupakan pengetahuan dianggap dan dipandang penting untuk dipelajari, terutama bagi mereka yang berkecimpung atau menggeluti dunia seni, baik sebagai praktisi maupun sebagai pengamat atau kritikus. Ada beragam manfaat yang akan dimiliki oleh pegiat seni ketika sudah mempelajari estetika, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Berikut merupakan manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari bidang ini di antaranya:
·         Estetika dapat memperdalam pengertian tentang rasa indah pada umumnya dan tentang kesenian pada khususnya. Orang yang belajar estetika akan secara langsung dapat memahami definisi tentang perasaan indah yang dimaksudkan.
·         Estetika bisa memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang unsur-unsur objektif yang membangkitkan rasa indah pada manusia dan faktor-faktor objektif yang berpengaruh kepada pembangkitan rasa indah tersebut.
·         Estetika juga dapat memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian tentang unsur-unsur subjektif yang berpengaruh terhadap kemampuan menikmati rasa indah.
·         Estetika bisa memperkokoh rasa cinta kepada kesenian dan kebudayaan bangsa pada umumnya serta mempertajam kemampuan untuk mengapresiasi (menghargai) kesenian dan kebudayaan bangsa.
·         Mempelajari ilmu estetika dikemudian hari akan memupuk kehalusan rasa pada umumnya.
·         Estetika dapat memperdalam pengertian keterkaitan wujud berkesenian dengan tata kehidupan, kebudayaan, dan perekonomian masyarakat yang bersangkutan.
·         Memantapkan kemampuan menilai karya seni yang secara tidak langsung mengembangkan apresiasi seni di dalam masyarakat pada umumnya.
·         Estetika dapat memantapkan kewaspadaan atas pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak mutu kesenian dan berbahaya terhadap kelestarian aspek-aspek dan nilai-nilai tertentu dari kebudayaan kita.
·         Estetika bisas secara tidak langsung, dengan bobot yang baik, yang dibawakan kesenian, dapat memperkokoh masyarakat dalam keyakinan akan kesusilaan, moralitas, perikemanusiaan, dan ketuhanan.
·         Belajar estetika pada mulanya akan melatih diri berdisiplin dalam cara berfikir dan mengatur pemikiran secara sistematis, membangkitkan potensi untuk berfalsafah yang akan memberikan kemudahan dalam menghadapi segala permasalahan, memberi wawasan yang luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologi kita.
penjelasan diatas merupakan barbagai macam pengertian dari para ahli mengenai estetika, dan sedikit mengenai manfaat bagi seseorang jika mempelajari tentang estetika, pada khususnya untuk pada pegiat seni. Semoga penjelasan diatas dapat menambah ilmu pengetahuan baru mengenai seni dan estetika dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pengertian Dan Contoh Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Contoh Karya Seni Rupa – Pagi ini kita akan mencoba untuk membahas mengenai Seni Rupa yang sangat beragam diseluruh indonesia, pasti di daerah kita masing-masing akan banyak sekali contoh seni rupa yang dapat kita temukan, oleh karena itu penting untuk kita bahas pada kesempatan kali ini, nah seperti apa aja si bentuk seni rupa itu, kita akan membahas secara serius disini.

Image result for rumah adat gadang

Pengertian Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Seni Rupa Nusantara merupakan bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah masing-masing di seluruh wilayah yang mencakup Indonesia. Beragam bentuk kesenian nusantara tumbuh hasil dari budaya masyarakat di wilayah yang sesuai dengan adat istiadat serta kondisi lingkungan yang di tempatinya. Dari kesekian banyak bentuk kesenian yang berkembang, salah satunya merupakan bentuk seni Rupa. Taukah bahwasanya bentuk karya seni rupa di setiap daerah tidaklah sama, semua memiliki ciri khas yang berbeda-beda di setiap daerah. hal ini tentu saja di karenakan karya seni Rupa yang di hasilkan merupakan bentuk dari pengolahan gagasan, teknik, media serta keahlian dari masyarakat yang membuatnya, dan tidak tercampur oleh pemikiran dari luar karena di waktu lalu tidak ada media yang memudahkan untuk melihat dunia luar yang nan jauh.
Akan tetapi walau bentuknya sangat beragam, kita masih bisa menikmati keindahan beragam karya seni Rupa daerah tersebut, hal ini karena seni Rupa mempunyai Sifat sebagai berikut ini.

a. Kreatif
Kreatif adalah Kemampuan untuk mengubah atau membuat sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada.
b. Individu / kelompok
Ciri khas yang melekat pada sebuah karya yang membedakannya dengan hasil karya orang lain atau kelompok masyarakat lain.
c. Perasaan
Penciptaan seni selalu melibatkan emosi, ekspresi dan perasaan.
d. Abadi
Keindahan atau kesan yang disampaikan si pencipta karya akan diterima oleh orang yang melihat atau mendengarnya.  Hal ini akan bertahan dalam waktu yang lama tergantung pada keindahan yang dihasilkan.

e. Umum
Tidak mengenal batasan wilayah.  Seni dapat diterima secara umum oleh segala bangsa, bahasa berlaku sepanjang waktu.

Contoh Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Langsung saja ya kita Ke Contoh-contoh Seni rupa terapan Nusantara, kita simak langsung di bawah ini.

1. Ragam Karya Seni Rupa Nusantara Masa Lampau


a. Bejana Dan Perunggu
Menggali Makna Motif Hias Bejana Perunggu Nusantara: Pendekatan ...
Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura, bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
b.    Seni hias nekara (gendering dari perunggu)

Nekara Prasejarah, Genderang Zaman Perundagian – Dgraft Outline
Gong nekara adalah gong perunggu buatan kebudayaan Dong Son, yang terdapat di delta Sungai Merah Vietnam Utara. Gong ini diproduksi pada sekitar 600 tahun sebelum masehi atau sebelumnya, sampai abad ketiga Masehi. Dengan menggunakan metode pengecoran logam yang telah hilang (lost wax method), gong ini oleh para peneliti sejarah dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari budaya pengerjaan logam.
c. Seni Hias Keris
Keris | Indonesian Folk Tales Wiki | Fandom
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.
d. seni hias kalamakara
candiitucandu Instagram posts (photos and videos) - Picuki.com
Kalamakara adalah salah satu bentuk wajah raksasa dan diapit oleh relief wanita cantik, desain ornamentis yang selalu menghiasi bagian atas pintu candi-candi di Jawa. Bentuk kalamakara ini merupakan salah satu wujud ornamen figuratif yang memiliki fungsi spirutual, yaitu sebagai ‘tolak balak’ (pengusir roh-roh Jahat). Biasa kita menyebutkan penolak sial atau penolak ancaman batin yang tidak tampak secara lahiriah.
e. Seni hias kaligrafi
36 Gambar Kaligrafi Yang Keren, Cocok Untuk Jadi Wallpapermu
Kaligrafi, dari bahasa Yunani; καλλι “keindahan” + γραφος “menulis” ) Bahasa Jepang Nihongo 日本語) adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Tulisan dalam bentuk kaligrafi biasanya tidak untuk dibaca dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama, karena sifatnya yang membuat mata cepat lelah. Karena itulah sangat sulit menemukan contoh kaligrafi sebagai tipografi buku-buku masa kini.
f. Seni hias ukiran
Seni Ukir Kayu Bima NTB - Posts | Facebook
Seni hias ukiran merupakan ragam hias yang unik dan memiliki daya seni yang tinggi, beragam jenis ukiran yang ada di indonesia sudah sangat terkenal di seluruh dunia. banyak orang luar negri yang membeli kerajinan kayu yang berasal dari Indonesia


g. Seni hias patung/relief
Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya.
h. Seni bangunan
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Seni Bangunan Halaman all ...
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, bangsa Indonesia telah mengenal seni bangun dalam bentuk bangunan-bangunan besar dari masa megalithikum yang tekait dengan kegiatan pemujaan kepada roh nenek moyang.
i. Seni hias wayang

Pengertian Wayang, Fungsi, Kandungan dan Jenis-Jenis Wayang ...
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.
j. Seni hias kain
Motif hias nusantara terkenal di mancanegara dengan keindahan tersendiri. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi sehingga bentuknya bervariasi. Keanekaragaman motif hias ini semakin memperkaya kebudayaan bangsa kita. Keterampilan yang akarnya sudah berumur ribuan tahun tersebut wajib kita lestarikan agar tidak punah.
Motif Tenun Lombok Subahnale Berasal Dari Kata "Subahanallah ...

2. Ragam Karya Seni Rupa Nusantara Masa Baru

a. Seni Anyaman
Kerajinan Anyaman Daun Lontar dari Flores Siap Unjuk Gigi di Paris ...
Anyaman adalah serat yang dirangkaikan hingga membentuk benda yang kaku, biasanya untuk membuat keranjang atau perabot.
b. Seni Tekstil
Kaus Tie Dye, Kerajinan dari Teknik Seni Tekstil yang Populer pada ...
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari  pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi  produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat.
c. Seni Keramik /gerabah

Pilih Mana: Gerabah atau Keramik? – Selera.id
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. dan kini masyarakat indonesia juga membuat keramik dan gerabah degan berbagai corak.
d. Seni Ukiran dan Pahatan
Foto Pahatan Mentega Karya Vipular Athukorale - Foto 2 dari 27
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung ( kruwikan ) dan bagian-bagian cembung ( buledan ) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.
e. Seni Patung
Patung diartikan sebagai benda tiruan yang berbentuk manusia/binatang yang di buat dengan cara di pahat.
f. Seni Bangunan
Seni Bangunan kebanyakan sebagai seni terapan yaitu seni yang memiliki segi kegunaan dalam kehidupan manusia.
g. Seni Dekorasi
Kata Dekorasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “decoration” yang artinya hiasan.Dekorasi diciptakan dengan tujuan untuk melengkapi bangunan dan membuat suatu ruangan menjadi lebih indah dan lebih nyaman.
h. Seni Lukis
Museum Affandi Menyaksikan Perjalanan Sang Maestro Juli 2020 ...
Seni Lukis adalah jenis seni rupa 2 dimensi yang hanya dapat dilihat dari 1 arah yaitu dari rah depan.Dari karya seni ini dapat menimbulkan rasa marah, gembira, sedih, haru, indah, serta bersemangat.Aliran lukisaan yang berkembang antara lain naturalisme, realisme, imprealisme, ekspreonisme, kubisme, surealisme, futurism, dan abstrak .
Nah Sobat Saya rasa artikel mengenai Ragam seni rupa di indonesia atau nusantara ini, kita cukupkan sampai di sini dahulu ya, kita akan menyambungnya pada kesempatan berikutnya, jika teman-teman masih ada yang ingin di tanyakan maka silahkan saja hubungi admin lewat contac us ya, terima kasih banyak.
A.SENI  RUPA NUSANTARA
            Seni menurut Popo Iskandar adalah karya cipta manusia yang bersifat kreatif dan memiliki nilai seni yangdapat dikomunikasikan kepada orang lain. Seni memiliki beberapa cabang, antara lain seni musik, senirupa, seni tari, dan seni teater. Pada materi berikut ini yang kita pelajari adalah cabang seni rupa. Seni rupa di wilayah Nusantara sudah ada sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan diketemukannya hasil karya seni rupa, baik berupa lukisan di dinding-dinding gua maupun benda-benda yang digunakanuntuk meramu. Hasil seni rupa pada zaman tersebut diperkiraan sebagai sarana untuk melakukan ritual tertentu. Kehidupan manusia gua. Seni rupa adalah cabang seni yang menggunakan media rupa dalam penyampaiannya. Unsur media rupaini dapat berupa titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, gelap-terang. Seni rupa menurut kegunaannya dibedakan menjadi tiga yaitu seni rupa murni, seni rupa terapan dan desain. Seni rupa murni adalah suatu karya seni yang menggunakan media visual yang digunakan sebagai pemuas ekspresi pribadi atau karya yang dibuat hanya digunakan untuk kepuasan dirinya sendiri. Seni rupa murni terdiri dari seni lukis, seni grafis, seni patung, seni instalasi. Sedangkan seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang menitik beratkan pada aspek kegunaan atau fungsi. Seni rupa terapan terdiri dari berbagai macam hasil karya seni kriya, baik kriya kayu, kriya kulit, kriya logam, kriya keramik, kriya tekstil, batik. Seni rupadesain terdiri dari desain produk, desain grafis, desain arsitektur, desain interior-eksterior. Seni rupa Nusantara adalah suatu karya seni rupa yang terdapat di wilayah Nusantara. Seni rupa Nusantara menurut periode perkembangan dibagi menjadi Zaman Batu, Zaman Klasik, dan Zaman Indonesia Baru.
.
ZAMAN BATU

a.  Zaman Batu
 Tua ( paleolithikum)
          Zaman paleolithikum ini ditandai dengan diketemukannya benda-benda dari batu kasar, berupa kapakgenggam (chopper) yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Parigi (Sulawesi), Gombong (JawaTengah), Sukabumi (Jawa Barat). Di Ngandong (Jawa Tengah) ditemukan alat-alat dari batu beranekawarna yang berfungsi untuk mengorek-orek ubi yang disebut flakes dan peralatan dari tulang (
boneculture). Selain itu juga ditemukan lukisan kuno di gua Leang-leang (Sulawesi Selatan) objek lukisan digua ini berupa telapak tangan dan tubuh manusia. Di Papua objek lukisannya berupa binatang terdapatcipratan darah yang dicampur dengan lemak.

5 Tujuan Orang Prasejarah Melukis Di Dinding Gua - Sejarah Lengkap

Lukisan dinding gua LascauxSerpihan batu peninggalan palaelithikumBone culture

b. Zaman Batu Tengah (mezolithikum)
 Pada zaman ini kehidupan nenek moyang kita sudah mulai maju dan berkembang. Hal ini dibuktikandengan diketemukannya ujung panah, flakes, batu penggiling, pipisan, kapak batu dan alat-alat daritanduk rusa. Nenek moyang kita pada zaman ini diperkirakan sudah mulai menetap. hal ini dibuktikandengan diketemukan tumpukan kulit kerang setinggi tujuh meter di pantai timur Sumatra dan juga sudahdiketemukan pecahan tembikar dari tanahliat.
Kebudayaan Zaman Batu - Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum ...

Kapak batuPeninggalan mezolithikum

c. Zaman Batu Muda (neolithikum)
 Pada zaman ini nenek moyang kita sudah tinggal menetap. Dalam mencari mata pencaharian merekasudah mulai bercocok tanam. Pada periode ini telah ditemukan kapak lonjong dan persegi. Kapak persegi(ditemukan di Lahat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Pacitan, Tasikmalaya dan lereng Gunung Ijen) diperkirakan untuk bercocok tanam, memahat dan untuk memotong kayu. Sedangkan kapak lonjong (ditemukan di Papua, Minahasa, Serawak dan Kepulauan Tanimbar) bentuknya bulat memanjang dengan bagian ujung lancip dan tajam.Pada zaman ini juga sudah diketemukan tembikar dari tanah liat yang sudah diberi motif hiasan yang bersifat magis, perhiasan cincin, kalung, gelang dari batu dan pakaian dari kulit kayu. Kapak lonjongGerabah peninggalan masa neolithikum

  1. Zaman Batu Besar (megalithikum)

Zaman Batu Besar ditandai dengan adanya peninggalan monumen-monumen batu sebagai upacara keagamaan yang dianut masyarakat pada saat itu. Peninggalan tersebut berupa dolmen ( sejenis meja dari batu berukuran besar berfungsi untuk meletakkan sesaji di atasnya dan juga sebagai tanda bahwa di bawahnya ada kuburannya), (bangunan yang menyerupai tugu sebagai tanda bersemayamnya roh.


Sejarah Seni Rupa PERKEMBANGAN SENI TIMUR



Jauh sebelum dimulai perhitungan tahun masehi, dibeberapa tempat di daerah timur sudah memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermutu tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di timur maupun di daerah barat Kesenian timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir, Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah ini menampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing – masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya

1. Kesenian Mesir Kuno

Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan yang disebut Hiroglif
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa), seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan 
sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat sacral, penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni patung dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih dapat kita lihat sampai sekarang

a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno

Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk limas segi empat yang didalamnya terdapat gang – gang / lorong menuju ke kamar Raja (Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagi keajaiban dunia Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;
  • Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karn
  • Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di Abu Simbel 

b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi
  • Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap, tangan kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan
  • Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri – cirinya sama dengan kourus hanya kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain lengkap. patung dalam bentuk lain disebut Sphynx, yaitu patung berkepala Raja berbadan singa

c. Seni relief / Lukis Mesir Kuno
Ditemukan pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan bersifat dekoratif ilustratif dan simbolis. Sedangkan cara menggambar objeknya yaitu:
  • Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat sebenarnya
  • Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang digambarkan. Misalnya gambar seorang Raja lebih besar dari pada rakyatnya


d. Seni Musik dan Seni ari Mesir Kuno
Sesuai dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal seni Tari dan musik. Hal ini berdasarkan pahatn mereka (relief) pada dinding bangunan. Diantaranya terdapat adegan yang sedang memainkan suling dan harva serta adegan Tari Tarian ritual sesuai dengan kepercayaan mereka pada saat itu

2. Kesenian Mesopotamia
Mesopotamia adalah suatu daratan yang terletak antara sungai Efrat dan sungai Tigris. Masyarakatnya makmur sehingga kebudayaannya berkembang dengan baik, telah mengenal berbagai ilmu pengetahuan dan tulisan yang disebut tulisan Paku
Daerah ini merupakan lalu lintas yang sangat ramai dan sering dijadikan sasaran invansi oleh berbagai bangsa, antara lain oleh bangsa Sumeria, Babilonia, Asiria dan Persia
Masyarakat Mesopotamia tidak mengenal kultus kematian sehingga jarang ditemukan makam sebagai bentuk arsitektur yang khas. Keseniannya lebih bersifat duniawi, tetapi sisa – sisa peninggalannya tidak sampai ke jaman kita karena:
- Mengunakan bahan yang tidak tahan lama (batu bata)
- Sering terjadi bencana banjir
- Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan (perang)

a. Seni Bangunan Mesopotamia
  • Istana, dengan ciri – ciri: menggunakan konstruksi lengkung tong tanpa menggunakan tiang. Pada bagian pintu gerbang terdapat patung penjaga Ambang, yaitu patung berkepala Raja dan berbadan banteng dan bersayap. Contohnya istana Sargon II di Khorzabad
  • Ziggurat, yaitu sejenis menara bertingkat berbentuk kerucut yang berfungsi sebagai banguan suci
  • Stele, yaitu sejenis tugu batu yang permukaannya diberi relief tentang suatu peristiwa, contohnya Stele Hamurabi

b. Seni Patung, ciri – cirinya:
  • Patung Sumeria: tubuh kaku otot dilebih – lebihkan dan kepalanya bulat
  • Ptung Asiria: matanya diperbesar, dekoratif, raut muka mengesankan kekerasan Patung Babilonia: bersikap tenang seolah – olah sedang menjalankan tugas keagamaan

c. Seni relief
- Relief Babilonia : bertemakan tentang keagamaan
- Relief Asiria: bertemakan tentang kekerasan


3. Kesenian India
Kebudayaan purba India berkembang sekitar 3000 SM di lembah sungai Indus – Pakistan. Dari beberapa hasil temuan ternyata sudah menunjukan suatu bentuk kebudayaan yang bermutu tinggi. Tetapi masih belum memberikan gambaran secara lengkap tentang peninggalannya, Karena masih belum banyak ditemukan
Peninggalan – peninggalanya antara lain:
a. Seni bangunan, contohnya reruntuhan bangunan yang ditemukan di dua kota lama (Mahenjo – Daro dan Harapa) menggunakan batu bata, penempatan bangunan dengan system sentral dan sudah ada bangunan yang bertingkat
b. Seni patung, berbaga naturalis dan stilasi terbuat dari batu logam dan kayu
c. Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang diberi gambar binatang (badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai sekarang masih belum bisa dibaca
Kemudian sejak munculnya ajaran Hindu – Budha maka berkembang berkembang kebudayaan yang bercorak khusus. Bentuk keseniannya mengarah pada gaya perlambangan (simbolisme) dengan berpedoman pada buku seni disebut “Silfa Sastra” 
Peninggalan – peninggalan itu adalah;
a. Seni Banguanan India
- Stamba (Tugu Asoka) berfungsi sebagai media penyebaran ajaran Budha
- Stupa (caitya) berfungsi sebagai lambang ajaran Budha
- Kuil Budha (Chaitya Griha) merupakan bangunan tempat meditasi para pendeta Budha

b. Seni Patung India

Ketika masyarakat Budha masih bersifat Ai-Iconis (tidak mengenal patung sebagai media pemujaan), maka Budha hanya diwujudkan dalam bentuk perlambangan saja, seperti Tahta Budha, Cakra Budha atau Telapak Kaki Budha. Kemudian setelah India mendapat pengaruh dari kesenian Yunani-Romawi, barulah Budha diwujudkan dalam bentuk patung manusia dengan ciri – ciri masih memperlihatkan gaya seni patung Yunani (Dewi Apolo). Ciri – cirinya yaitu: bergaya realis, muka lonjong, rambut bergelombang dan sikap duduk kaki berjuntai. Dalam perkembangan selanjutnya seni patung India memperlihatkan ciri khasnya, yaitu raut muka seperti orang India, duduk bersila dengan sikap tangan tertentu yang mengandung atri (Mujra) 

c. Seni Lukis dan Seni Relief India

Peninggalan seni relief India terdapat pada dinding di dalam biara – biara menggunakan teknik fresco yaitu melukis yang dikerjakan ketika dindingnya masih basah sedangkan seni reliefnya banyak terdapat pada dinding – dinding candi Hindu 

PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA
A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia

1. Bersifat tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun

2. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri

3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam

4. Bersifat Seni Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan

5. Bersifat Non Realis
Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan / simbolisme

B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam

1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar)
Peninggalan – peninggalannya yaitu:

a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll

b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural

c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)

2. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
2)Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)

C. Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)

1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia

2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
  • Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
  • Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
  • Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
  • Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
  • Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian
  • Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, ujur sangkar atau segi 20)
  • Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
  • Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:
  • Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
  • System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran

2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
- Halaman depan terdapat balai pertemuan
- Halaman tengah terdapat balai saji
- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa

Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
- Pura agung, didirikan di komplek istana
- Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
- Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
- Pura laut, didirikan di tepi pantai

3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb

b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
- Diantara keningnya terdapat titik (urna)
- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
- Terdapat juga kerutan di leher
- Memakai jubah sanghati

c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll

2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan

3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha
a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah, terbagi atas:

1) Jaman Wangsa Sanjaya
Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau garuda)

2) Jaman Wangsa Syailendra
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur

b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi atas:
1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda – tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga

2) Jaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.

3) Jaman Majapahit
Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dll
Kemudian pada seni patungnya sudah tidak lagi memperlihatkan gaya klasik Jawa Tengah, melainkan gayaIndonesia seperti tampak pada raut muka, pakaian batik dan perhiasan khasIndonesia. Selain patung dari batu juga dikelan patung realistic dari Terakotta (tanah liat) hasil pengaruh darin Campa dan China, contohnya patung wajah Gajah Mada magis monumental yang lebih menonjolkan tradisi

c. Seni Rupa Bali Hindu
Di Bali jarang ditemukan candi sebab masyarakatnya tidak mengenal Kultus Raja. Seni bangunan utama di Bali adalah Pura dan Puri. Pura sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung perwujudan Dewa karena masyarakat Bali tidak mengenal an-Iconis yaitu tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya sebagai hiasan saja

4. Perbedaan Gaya Seni Jawa Tengah Dengan Jawa Timur
a. Perbedaan struktur bangunan candi
  • Candi Jateng terbuat dari batu adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata
  • Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping
  • Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak
  • Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi
  • Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan system membelakangi

b. Perbedaan pada seni patungnya
  • Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia bisa
  • Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumentalPrambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bagian 
  • belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api
  • Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala
c. Perbedaan hiasan candi
  • Hiasan adegan cerita pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)
  • Adegan cerita pada candi Jateng hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan cerita asli Indonesia, misalnya cerita Panji
  • Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asliIndonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan. 
d. Seni Rupa Indonesia Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan. Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang

1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan

2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
1. Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
2. Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
3. Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup

b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli

c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan

E. Seni Rupa Indonesi Modern
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan

1. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesiayang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern

2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri

3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia

4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur

5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dll

6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA

7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll


Sejarah Seni Rupa Barat

Gaya Klasik (Romawi)
       
Sebelum berdirinya Kerajaan Romawi, Italia Tengah didiami oleh bangsa Etruska. Kebudayaan bangsa ini banyak sekali dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani ketika bangsa ini menduduki Italia. Pengarang Romawi, Vitruvius menceritakan bahwa dalam seni bangunan, terutama kuil-kuil, banyak sekali kelihatan pengaruh tersebut. Kuburan-kuburan dibangun menyerupai cugung Yunani dan pada bagian bawah, yakni di dalam tanah dibuat seperti ruang-ruang jenazah orang Mesi        Dalam membangung keperluan-keperluan yang langsung dipergunakan, seperti jembatan-jembatan dan gerbang-gerbang kota, mereka memakai bentuk-bentuk lengkung dan relung-relung yang menurut dugaan para ahli adalah tiruan dari bangunan relung Mesopotamia, pengaruh yang dibawa oleh pelaut-pelaut Fenisia.
        Seni lukis Romawi dapat dijumpai di dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei. Lukisan ini merupakan lukisan dinding dari kapur lembab (fresco).
        Ciri-ciri yang jelas adalah unsur-unsur perspektif yang dikemukakan yang bertentangan atau berlawanan dengan pengertian hiasan datar. Oleh karena itu lukisan ini membawa efek lain, yaitu tidak seperti kita melihat dinding yang digambari, melainkan melihat pemandangan alam yang sebenarnya. Kadang-kadang bagian yang kecil dari tembok dilukisi dengan cerita-cerita mitos yang mengesankan lukisan dinding (mural).
        Di dalam istana-istana Rordapat juga lantai-lantai dalam bentuk mozaik yang memperlihatkan suasana ilusionis disebabkan unsur perspektif serta gelap dan terang dipergunakan. Contoh yang indah adalah suatu mozaik lantai yang menggambarkan pertempuran Iskandar Agung melawan orang Persia, yaitu pertempuran dekat Issus.
        Demikianlah karya-karya seni lukis Romawi yang dianggap mengikuti jejak seni lukis Yunani.
Gaya Nasrani Kuno
a.       Zaman Katakomba
Sesuatu yang tak kalah pentingnya dengan liang-liang katakomba dan ruang-ruang ibadat ialah tulisan-tulisan pada kuburan-kuburan dan kisah-kisah yang dilukiskan pada dinding dan langit-langit. Tulisan-tulisan merupakan ucapan-ucapan hormat dan cinta kasih kepada yang meninggal. Semua lukisan merupakan hiburan dan pendorong bagi yang hidup. Semua lukisan menggambarkan kebangunan-kebangunan di dalam kuburan dan pertolongan-pertolongan ajaib (mukjizat) dari siksaan dan malapetaka. Kebangkitan Lazarus, hikayat Yunus dengan ikan paus, Daniel di liang singa, Suzanna dan orang tua, tentang tiga orang laki-laki dalam api pembakaran, Nabi Nuh dengan kapalnya, hikayat Nabi Musa dan sebagainya. Ada pula lukisan-lukisan orang-orang yang telah mati sedang bersembahyang di sorga atau sedang menikmati hidangan yang lezat-lezat.


Karya seni lukis Nasrani Kuno ini tampaknya memang masih sangat dipengaruhi seni lukis Romawi. Maka tidak jarang lukisan Nabi Isa yang terdapat dalam Katakomba dibuat seperti Orpheus yang dengan nyanyiannya menjinakkan binatang buas. Makhluk dalam kisah Andromeda dilukiskan sebagai ikan paus dalam hikayat Yunus, peti kepunyaan Danae sebagai kapal Nabi Nuh. Burung bangau dalam mitos Yunani ditiru sebagai lambang keabadian, dan burung nuri sebagai lambang kebangkitan. Roh-roh dilukiskan sebagai Dewi Psyche Yunani, dewi cinta sebagai Eros, bidadari sebagai cupido bersayap, dan kebahagiaan di sorga digambarkan sebagai orang-orang yang muda belia dan sebagainya.

Di samping itu muncul pula gambar-gambar motif Nasrani asli yang murni. Lambang-lambang ini dipilih demikian rupa sehingga oleh orang-orang Nasrani yang percaya dan beriman dapat dipahami, seperti pelepah pohon zaitun, pelepah pohon palma, perahu, jangkar, pohon anggur, ikan, anak domba, burung dara, huruf dan monogram.

Jika kepercayaan Romawi dalam menanggapi suatu benda hanya lahiriahnya saja, tidak memberikanarti rohaniah, maka kaum Nasrani sebaliknya. Mereka mempercayai akan adanya pembalasan, sahid, kemenangan, serta pahala; mempercayai lambang-lambang Sakramen Nasrani serta Nabi Isa.

Lukisan-lukisan di dalam Katakomba bukanlah dimaksudkan sebagai lukisan yang menggambarkan keadaan sehari-hari, melainkan selalu membawakan pengertian keagamaan, pengertian akan hari akhirat.
b.      Zaman Basilika
Dalam tahun 313 Kaisar Konstantin memberi kebebasan kepada kaum Nasrani untuk menjalankan siar agamnya (undang-undang Milano). Dan dalam tahun 380 Kaisar Theodosius mengeluarkan pengumuman, bahwa agama Nasrani telah dijadikan agama negara. Sejak saat itu kesenian Nasrani dapat berkembang dengan leluasa.

Di bidang seni lukis, lukisan-lukisan dinding merupakan teknik mozaik yang oleh bangsa Romawi dalam zaman berhala sudah dikerjakan pada lantai-lantai istana. Seniman-seniman Nasrani lebih pandai dalam mengatur warna dan lebih cepat dapat memberi efek berkilau-kilauan dengan mempergunakan kepingan-kepingan pualam berwarna atau beling-beling yang bercat perada. Terutama warna emas latar belakang yang disapu dnegan perada, amat kemilau tampaknya, sehingga dikatakan “mozaik emas”. Kecuali perbedaan warna serta bahan yang dipergunakan, seni mozaik Nasrani Kuno sama dengan karya orang Romawi, sama dalam kebebasan komposisi, efek warna, dan cahaya serta bayangan, dan sebagainya. Contoh-contoh yang indah adalah mozaik-mozaik di makam Galla Placidia di Ravenna.

c.     Zaman Byzantium
Keping-keping (panel) kecil terbuat dari papan atau tembaga yang dilukisi, disebut ikon, banyak dijumpai. Tetapi sebagian besar telah hancur dan binasa. Sebagai ciri khusus, tampak kekasaran dalam gaya. Garis-garis lurus pada kerut-kerut pakaian, sikap yang tegak, wajah yang kaku, dan tidak banyak meniru alam sesungguhnya. Ciri-ciri ini terdapat juga pada karya-karya gambar cat kaca dan mozaik-mozaik. Mozaik-mozaik di Aya Sophia oleh orang Turki telah dilabur, yang tadinya adalah hasil kesenian yang amat indah.

Setelah Kaisar Theodorik meninggal, Kaisar Justinianus memerintahkan menyelesaikan gereja-gereja yang terbengkalai di Ravenna. Kemudian disuruhnya pula membuat mozaik yang menggambarkan baginda dengan permaisuri diiringi seisi istana. Raja dan ratu tampak memakai nimbus sebagai mahkota. Dalam barisan yang lurus tampak iring-iringan berjalan bersisi-sisian. Pad agambar-gambar suci, baik kerut-kerutan pakaian, sikap dan roman muka, tampaknya amat serupa, sehingga kelihatannya seperti hiasan yang bermotif itu-itu juga atau diulang-ulang, tidak merupakan gambar-gambar daripada orang-orang yang berlainan. Cara yang kasar dan kaku ini adalah ciri khas seni Bizantium yang berkesan dekoratif.
Gaya Romanesk (Romanisme)

Peradaban orang Eropa Utarajauh terbelakang dibandingkan dengan peradaban orang Bizantium dan Romawi. Perpindahan penduduk secara besar-besaran dan berakhirnya kekuasaan Kekaisaran Romawi menyebabkan terhentinya peradaban di Eropa Utara, yang sesungguhnya baru mulai ditingkatkan oleh orang Romawi. Ada juga rahib-rahib dari gereja Benendikta pada abad ke-8 yang berusaha membawa peradaban ke utara, yang disokong oleh Karel Agung. Usaha itu banyak membawa kemajuan, tetapi kemudian hancur pula oleh peperangan-peperangan yang dilakukan oleh turunan Karel Agung sendiri. Dan dengan adanya penyerbuan bajak-bajak laut Norwegia pada tahun 800-1000, diganyang pula sisa-sisa yang masih ada. Maka hancurlah kebudayaan Eropa.
       
Keadaan pada abad ke-9 dan ke-10 sedemikian bergolaknya, sehingga ilmu pengetahuan dan kesenian hanya dapat berkembang di biara-biara saja. Maka taklah dapat disangkal, kalau abad ke-10 itu dinamakan orang “Abad Besi”.
       
Setelah berlalu tahun 1000, kemajuan-kemajuan mulai terlihat. Usaha ini pada masa itu hanya dipimpin oleh kaum agama. Oleh sebab itu kesenian pada abad tersebut amat dipengaruhi oleh suasana keagamaan. Usaha-usaha dalam berbagai bidang pun mulai bergerak cepat.
       
Tentang bangunan-bangunan atau kesenian profan belum menjadi persoalan dan tidak pernah dipikirkan.
       
Seni lukis Zaman Romanesk hanya terbatas pada lukisan di atas kertas perkamen sebagai ilustrasi buku yang ditulis dengan tangan. Lukisan-lukisan dinding pada gereja-gereja Romaneska yang gelap boleh dikatakan sedikit sekali. Lukisan-lukisan dalam bentuk keping-keping (panel) dapat dikatakan tidak ada sama sekal.
       
Apa yang terlihat dalam seni patung, maka pada seni lukis demikian pula. Penggambaran senantiasa lebih mengutamakan cita agama daripada kenyataan duniawi. Jadi, kesenian hasil seni Romanesk disebut ideoplastis. Pengertian yang dikandung lebih diutamakan daripada bentuk. Tuhan dan agama menjadi pusat kegiatan mencipta.
       
Penjelmaan lain dari bentuk alam adalah ciri yang menonjol dari gaya Romanesk, sama kuatnya di bidang seni patung dan seni lukis. Unsur perspektif tidak ada. Warna terdapat pada bidang rata, sehingga mengesankan karya dekoratif sesuai dengan bentuk miniaturnya. Demikian pula dengan seni mosaik, kaca patri pada jendela-jendela memberikan kesan yang serupa. Jadi, pada lukisan tidak terdapat perspektif bentuk maupun perspektif warna.

Gaya Gotik
a.     Seni Lukis Kaca
Seni kaca jendela yang tertua menunjukkan dibuat pada abad ke-12. Kaca-kaca berwarna dipotong-potong menurut bentuk yang telah ditentukan, lalu disambung-sambung dengan patrian. Kecuali timah-timah, dipakai juga besi sebagai bingkai untuk penahan tekanan angin. Jendela-jendela dibagi pula atas petak-petak yang sama dan tiap-tiap petak mempunyai gambar sendiri-sendiri. Tetapi ada juga jendela-jendela yang keseluruhan bidangnya merupakan sebuah lukisan. Palang-palang besi bingkai dipasang membelah-belah lukisan.

Seni lukis kaca yang demikian ini tidak dapat dibuat orang lagi sesudah abad ke-12,13. Sebabnya justru karena hasil dari teknik yang belum sempurna, penuh dengan susunan kaca yang tidak sama jenisnya, itulah yang menimbulkan efek yang kemilau. Sebenarnya karya ini merupakan mozaik kaca.

Jendela-jendela Chartres yang termasyur adalah karya-karya Gotik masa permulaan perkembangannya, yakni karya abad ke-12 dan permulaan abad ke-13.

b.     Lukisan Dinding dan Lukisan Panel

Pada zaman Romanesk seni lukis terbatas pada pelukisan-pelukisan miniatur. Pada zaman permulaan Gotik hampir tidak berbeda hanya gayanya lebih menggambarkan corak “fisioplastis” (meniru bentuk alam), yakni menekankan pada lahiriah.

Sesudah tahun 1300 barulah terdapat lukisan-lukisan pada kepingan (panel) atau lukisan di tembok-tembok. Tetapi orang menganggap para ahli agak keberatan untuk memasukkannya ke dalam golongan karya Gotik, karena di Italia Gotik kurang mendapat penghargaan.

Pelopor fisioplastis adalah Cimabue (± 1240 – 1300). Yang dapat dikatakan sealiran, meskipun baru dalam taraf permulaan, adalah Duccio. Murid Cimabue yang menjadi terkenal ialah Giotto (1260 – 1330). Meskipun Gotto ini melukis keadaan alam seperti kenyataannya, tetapi tidak jarang ia melukis menurut perasaan-perasaannya. Untuk mendapat efek warna, gambar kuda diberinya warna merah, pohon-pohon biru, dan sebagainya. Perspektif juga diabaikan dengan tujuan untuk mendapatkan efek yang lebih memuaskan.

Pelukis besar pada zaman Gotik ini ialah pelukis Belanda, Jan van Eyck. Dan yang terakhir termasuk besar pula adalah Jeroen Bosch (± 1450 – 1516). Meskipun masa kerjanya terus sampai ke abad ke-16, tetapi ia masih tergolong seniman akhir zaman tengah.

Perbedaan Jeroen Bosch dengan pelukis-pelukis lainnya ialah, jika pelukis-pelukis lain melukiskan tema-tema agama dalam unsur kesucian, seperti pahala, bidadari, dan sebagainya, Bosch sebaliknya. Ia melukiskan tema-tema agama dalam bentuk unsur-unsur dosa, neraka, iblis, kedurhakaan dan lain-lain. Dialah pelukis besar penutup zaman tengah.

Akhir zaman tengah ini melahirkan pelukis-pelukis terkenal, dari Perancis Jean Fouquet (1415–1485),Jerman mempunyai Stephan Lochner (± 1400 – 1452),Martin Schongauer (1455–1491), Michael Wolgmunt (1434–1519), dan Belanda Comelis Engebrechtsz (1468–1533).

Renaissance
Aliran Renaissance adalah suatu aliran baru yang lahir di Italia. Bermula pada abad ke-15 dan mencapai puncaknya pada abad ke-16. kota yang terkenal tempat berpusatnya aliran ini adalah Florence.
       
Renaissance berarti kelahiran baru, suatu pandangan hidup yang merupakan sanggahan bagi Zaman Tengah. Untuk mengetahui dan menelaah aliran Renaissance dan sebab-sebab adanya kelahiran baru ini, hendaklah kita menoleh kembali, ke abad-abad sebelumnya, terutama ke Zaman Tengah.
       
Sebabnya periode ini dinamakan kelahiran baru, karena pada abad-abad sebelumnya, apa-apa yang lahir baru ini sudah lahir juga pada masa itu. Hanya saja karena pada abad-abad yang lalu itu apa-apa yang lahir itu tidak atau belum mendapat perhatian, bahkan mendapat tekanan. Maka pada permulaan abad ke-15 ia lahir kembali, akan tetapi tidak berarti bahwa ia tidak mendapat tantangan atau halangan-halangan pula. Halangan-halangan dan rintangan tetap ada.
       
Sebagai contoh bahwa pada permulaan abad ke-15 ini paham Renaissance masih keras ditentang, terjadi pada diri Bruno (1548 – 1600). Ia dihukum bakar karena mengemukakan pahamnya yang dianggap menentang agama Nasrani. Demikian juga dengan Galileo (1564 – 1642), ahli ilmu falak dan filsuf utama yang dihukum penjara dengan tidak ditentukan lamanya, jadi rintangan itu masih ada dan sama benar dengan peristiwa yang menimpa diri Socrates (470 – 400 SM). Ia dihukum mati (minum racun) karena ia telah berani menurunkan filsafat dari langit ke bumi. Jadi, apa yang dilakukan oleh Socrates, filsuf besar itu, belum mendapat sambutan yang baik atau tidak ditampatkan pada tempat yang sewajarnya. Hal ini masih terjadi pada Zaman Renaissance ini. Jadi nyatlah bahwa rintangan itu masih ada, hanya saja desakan serta nafas zaman ini lebih memberi kesempatan untuk menanggapi segala buah pikiran dan penemuan-penemuan baru.
        Sejarah seni rupa tidak terlepas dari perkembangan sejarah dunia. Sejarah dunia dibagi atas 4 bagian, yaitu:
1.     Zaman Kuna : dari ± 4000 sebelum tarikh Masehi, sampai 476 sesudah tarikh Masehi, yaitu jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat;
2.     Zaman Tengah : dari 476 – 1492, yaitu sampai ditemukannya Benua Amerika;
3.     Zaman Baru : dari 1492 – 1789, yaitu sampai Revolusi Perancis;
4.     Zaman Modern : dari 1789 – sekarang;

Maka sejarah seni rupa termasuk pada bagian-bagian tersebut denagn periodenya masing-masing.
        Zaman Prasejarah termasuk dalam golongan ke-1, yaitu Zaman Kuna. Kemudian disusul dengan Zaman Mesir, Babilonia, Asiria, Persia, Yunani dan Romawi, yang semuanya tergolong Zaman Kuna.
        Dari ± 500 s/d ± 1000 disebutkan masa pembentukan. Tahun ± 1000 s/d 1300 disebutkan masa berkembang (gemilang), dan 1300 s/d 1500 disebut masa kemunduran. Inilah yang termasuk dalam Zaman Tengah.
Dari ± 1500 ialah Zaman Renaissance, yang sesungguhnya masa pembentukkannya telah dimulai ± 1420. Aliran Renaissance ini dilanjutkan dengan aliran Barok hingga akhir abad ke-18.
Dari akhir abad ke-18 sampai sekarang ini termasuk Zaman Modern yang melahirkan aliran-aliran seni rupa modern, seperti Impresionisme, Ekspresionisme, Kubisme, Dadaisme, Futurisme, dan lain-lain.
Mengapakah Renaissance justru lahir di Italia? Sebabnya, oleh karena kebudayaan Romawi yang telah demikian tinggi dan majunya, maka perekonomian dan perdagangan berkembang dengan baik, sehingga melahiorkan golongan-golongan saudagar dan hartawan yang berdiam di bandar-bandar Italia.
Pada Zaman Tengah yang berkuasa adalah kaum agama. Pendeta dan gereja memegang peranan penting dalam politik pemerintah, serta kegiatan seni pada umumnya, dan seni rupa pada khususnya dipengaruhi pula oleh cara berpikir dan suasana masyarakat dewasa ini. Semua kegiatan seni adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan dan kerohanian. Cita rasa, keserasian pandangan menurut estetika Gotik, terlukis pada komposisi yang menjulang ke atas (vertikalisme), melambangkan keyakinan akan kekuasaan gaib di atas segala-galanya.
Paham Zaman Tengah ini disebut teosentris, oleh karena segala kegiatan dipusatkan kepada Tuhan. Manusia merasa dirinya tidak berdaya, hina papa – segala-galanya adalah kehendak Yang Maha Kuasa.
Dengan timbulnya golongan hartawan yang mempunyai harta benda yang berlimpah-limpah, maka mereka tetap berusaha untuk tetap hidup mewah dan mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, zaman ini disebut juga zaman permulaan kapitalisme.
Golongan hartawan ini tidak berminat lagi untuk menyuruh anak-anak mereka menjadi pendeta atau pahlawan perang. Perhatian mereka mulai ditunjukkan pada hal-hal duniawi dan sifat Renaissance yang mudah dikenal antara lain, ialah ciri-cirinya yang individualistis.
Untuk melaksanakaan keinginan kaum hartawan tersebut, tentulah mereka harus lebih banyak memperhatikan masalah manusia di sekitarnya. Perdagangan dan pelayaran harus diperluas. Terutama ke negeri-negeri timur yang dianggap kaya raya; menurut khayalan orang pada masa itu pantainya berpasirkan intan permata dan berbatukan bungkalan emas.

Untuk mencapai cita-cita ini mereka harus lebih banyak mengenal alam seperti mengenal bumi, bulan serta bintang-bintang di cakrawala guna kepentingan ilmu pelayaran. Juga membiayai usaha-usaha ilmiah seperti penyempurnaan pedoman hingga dapat memperluas dunia pelayaran sampai-sampai ke India (Vasco da Gama 1497) dan ke  Amerika (Columbus 1492).
Para sarjana haruis dibantu usahanya semikian juga seniman-seniman yang bekerja untuk memberikan kemewahan, baik dalam seni pakai, seni murni, seni suara, dan musik semuanya mendapat perhatian dan sokongan besar dari para hartawan

Dalam Zaman Renaissance ini kaum cerdik pandai dan seniman mulai mendapat perhatian dan bantuan yang sangat menguntungkan bagi usaha-usaha mereka. Dan kaum hartawan menilai dari segi keuntungan material yang dapat mereka peroleh dengan adanya usaha-usaha membantu kaum cerdik pandai dan seniman.
Pandangan yang tadinya dipusatkan pada masalah ketuhanan, sekarang dibelokkan ke arah pandangan baru, yaitu memusatkan kepada manusia, sehingga aliran ini dikatakan bersifat antroposentris.

Selain dari timbulnya gejala kapitalisme, individualisme, memperbedakan seorang dengan yang lain, sebab yang utama juga ialah karena ada timbul aliran atau paham baru yang menentang agama Katolik – Roma.

Banyak pemimpin agama yang tidak menaati undang-undang atau peraturan gereja, penyelewengan dan korupsi dalam pengangkatan uskup-uskup, dan sebagainya. Maka kekuasaan kaum agama mendapat reaksi besar. Kelanjutannya muncul gerakan Reformasi yang dipimpin oleh Martin Luther (seorang guru besar pada perguruan tinggi di Wittenberg, terkenal dengan Konfesi Augsburg sebagai pengakuan mashabnya). Pandangan baru di kalangan reformasi yang beranggapan bahwa bukan hanya gereja saja sebagai alat satu-satunya untuk dapat menyatukan diri dengan Tuhan, menjadi salah satu unsur pula dalam kelahiran sifat-sifat antroposentris.

Pada gambar-gambar atau lukisan maupun seni pahat serta seni bangunan zaman Renaissance, dapat terlihat cirinya yang nyata melalui hukum naturalisme dan komposisi yang melebar atau horizontal.
Jika dalam karya gotik kita melihat karya yang serba ke atas (vertical), maka karya zaman Renaissance ini kita melihat yang serba melebar (horizontal).
Pengaruh Renaissance dalam seni lukis terlihat pada anatomi, proporsi, perspektif, warna, cahaya, komposisi, dan juga mengenai tema.

Tokoh-tokoh Renaissance :
1.  Leonardo da Vinci (1452 – 1519) Karyanya yang terkenal :The Last Supper Monalisa
2.  Raffael Santi (1483 – 1520)Karyanya yang terkenal : Madonna im grunen
3.  Michelangelo (1475 – 1564)Karyanya yang terkenal :Caravaggio

Barok
        Barok (Baroque) lahir pada bagian kedua dari pertengahan abadak ke-16, sebagai pertanda bermulanya pengaruh kesenian di Italia yang sesudah tahun 1600 menyerbu ke seluruh Eropa.
       
Barok berasal dari kata Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”. Dalam perkembangannya, Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai Bapak Barok, karena keduanyalah seniman yang menjiwai paham ini.
       
Renaissance melepaskan cara berpikir Zaman Tengah yang berbau gereja. Akibat kelanjutan pandangan hidup ini ia bergerak makin maju, lebih memperhatikan dunia ini secara rasional. Kemajuan pandangan inilah yang menghayati seni Barok, sebagaimana lazimnya pertumbuhan seni yang sudah-sudah.
       
Peter Paul Rubens (1577 – 1640), seorang seniman Belanda, pergi ke Italia untuk belajar pada seniman-seniman besar Italia pada zaman itu. Akhirnya Rubens inilah yang terkenal sebagai pelopor seni Barok.
       
Rubens melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh perkasa seperti karya gurunya, Michelangelo disertai pula oleh warna yang gilang-gemilang yang diwarisi dari gurunya, Titian. Komposisinya merupakan manusia yang banyak dengan erak yang bergejolak gelisah.
       
Ciri yang jelas terlihat pada Zaman Barok ini ialah seniman lebih bebas atau leluasan menempatkan dirinya pada hasil-hasil karyanya, sehingga warna tampaknya lebih cemerlang serta ukir-ukiran lebih bergaya, dan efek cahaya lebih mengesankan. Juga gerak dan karakter pakaian, kain-kain (drapery) pada seni patung diberi aksen hingga lebih memperlihatkan gerak yang hidup dan wajar. Karya Rubens:  Maria Medici
       
Zaman ini melahirkan pula pelukis besar yang amat terkenal ke seluruh dunia hingga masa sekarang. Dia adalah Rembrandt van Rijn (1606 – 1669) 
       
Lukisa Rembrandt yang terkenal adalah “Nacht Wacht”. Ia tidak banyak mempergunakan warna seperti Rubens. Kadang-kadang ia hanya mempergunakan warna yang monoton saja. Kekuatan Rembrandt adalah pada penyusunan cahaya. Dengan permainan cahaya ia dapat mengemukakan tema lukisannya. Di samping teknik yang dikuasainya, hasil karyanya dapat menyelami lubuk hati manusia. Karya Rembrandt: Nacht Wacht

Rococo
       Pada abad ke-17 Roma adalah pusat perhatian dunia di lapangan seni rupa, seperti Paris pada masa sekarang. Di situ berkumpul seniman-seniman dari seluruh Eropa. Banyak juga yang bermukim untu mempelajari karya-karya besar seniman Rennaissance dan Barok.
       
Salah satu pengaruh yang amat menonjol dan hubungan seniman-seniman luar Italia dengan seniman-seniman Rennasissance adalah penempatan pemandangan cara Italia. Mereka mengikuti jejak-jejak seniman-seniman Rennaissance yang mempergunakan komposisi Rennaissance yang berdasarkan komposisi Klasik, sehingga taman-taman, pohon-pohonanm semuanya dipangkas rata, tidak menjulang ke udara. Demikian pula aliran horizontalisme kaut berpengaruh, yang disebut gaya Italia.
       
Pada pertengahan abad ke-18 kelihatan pengaruh Barok mulai menurun. Sifat-sifatnya yang lincah, penuh perasaan, mulai kabur. Hal ini disebabkan oleh karena seni Barok sudah demikian tinggi mencapai tingkat yang ditujunya, sehingga sudah tidak melihat lagi jalan untuk perkembangan selanjutnya. Keadaan yang demikian dinamakan “Rococo”, yakni suatu istilah penamaan bagi kemunduran seni Barok. Istilah ini diambil dari kata “Rocaille”, yakni seni kulit kerang, suatu hiasan yang amat digemari pada waktu itu. Tetapi bukanlah karya seni yang tinggi mutunya, melainkan seni pasaran saja.
       
Di Perancis terlihat pengaruh Rococo lebih meluas setelah wafatnya Louis IV. Gaya Rococo Prancis yang khas adalah lukisan –lukisan Jean Antoine Watteau (1684 – 1721). Aliran ini membawakan sikap-sikap yang berkehendak kepada kebebasan kosong, berlebih-lebihan, dan dibuat-buat.

Abad Kesembilan Belas
a.        Klasisisme
Pada zaman ini Napoleon mengagumi kegagahan bangsa Romawi. Ia menyenangi arsitekturnya yang kukuh tegas, melambangkan keperkasaan. Akan tetapi, meskipun Napoleon menyenangi sifat-sifat yang kukuh perkasa itu, unsur-unsur yang baik dari Zaman Yunani dan dari Zaman Tengah diterimanya juga. Oleh karena itu periode ini disebut “Klasisisme”.

Kehidupan para seniman sampai pertengahan abad ke-19 masih tetap tergantung atau dilindungi oleh kaum bangsawan atau orang-orang kaya, sehingga mereka masih menduduki kelas yang baik dalam masyarakat.
Pada permulaan abad ke-19 lahir berbagai aliran neo. Hal ini disebabkan karena orang telah mulai menemui kebuntuan setelah mengalami klimaksnya pada Zaman Barok, yang telah ditandai oleh kelahiran Rococo.

Pada setiap zaman, jika pegangan orang banyak sudah mulai kabur, biasanya lahir pula seseorang yang membawakan napas baru yang segar. Maka tokoh-tokoh seni rupa mulai pula membawakan udara baru bagi perkembangan seni rupa. Seperti juga yang sudah terlazim atau menjadi tradisi manusia, jika mereka telah berada semikian maju dalam suatu kegiatannya dan menemui kebuntuan, maka ia menggali kembali apa-apa yang sudah lama yang telah terpendam untuk dijadikan unsur baru bagi perkembangan kegiatannya. Maka sebagai kelanjutan Klasisisme, tumbuh Neo-gotik dengan pesat.

b.        Romantik
Aliran Romantik ditandai oleh kontras cahaya yang tegas, kaya dengan warna, dan komposisi yang hidup.

Perbedaan Romantik dengan Klasisisme terlihat juga pada pengambilan tema. Aliran Romantik senantiasa memilih kejadian-kejadian dahsyat sebagai tema, penuh khayal dan perasaan, petualangan, atau tentang kejadian-kejadian masa kuno atau tentang negeri-negeri Timur yang fantastis. Aliran ini lebih menekankan bagian yang emosional dari tingkah laku dan sifat manusia, daripada sifat yang rasional lebih mengutamakan kepercayaan dan intuisi, bukannya kecerdasan. Meskipun dalam teknik kaum Romantik sangat mahir, tetapi khayalannya akan lebih menguasai buah ciptaan mereka.

Aliran Romantik di Prancis amat kuat terlihat. Pada seni bangunannya, seperti Notre Dame, aliran ini amat jelas mengambil unsur-unsur seni Romawi dan Yunani yang diungkapkan secara romantis. Aliran ini lebih cenderung mengemukakan temperamen senimannya daripada tekniknya.

Pelukis Romantik yang terkenal adalah Theodore Gericault (1791 – 1824) dan Eugene Delacroix (1798 – 1863). Mereka senantiasa melukiskan kejadian-kejadian yang dahsyat, kegemilangan sejarah, serta peristiwa-peristiwa yang sangat gugah perasaan. Pelukis pemandangan yang dalam periose Romantik ini amat terkenal adalah Jean Baptiste Camille Corot (1796 – 1875).

c.      Impresionisme
Kata Impresionisme sebenarnya adalah kata ejekan pada lukisan Claude Monet (1840 – 1926), yang dipertunjukkan pada pameran di Paris tahun 1874.

Lukisan Claude Monet ini menggambarkan bunga teratai dalam suasana cuaca pagi hari. Warna-warnanya lembut, bentuk-bentuknya tidak tegas, kekabur-kaburan oleh cuaca dan embun pagi. Karya Monet ini ditolak oleh sebgian besar kritikus dengan dicap impresionisme (terlalu mengesankan pandangan biasa), yakni sebagai kata ejekan. Monet sebagai pelopor Impresionisme tetap meneruskan gaya melukis yang diejek ini. Ia melukiskan pemandangan alam, kesibukan kota, dan lain-lain, dengan menitikberatkan pada cuaca, yakni peralihan cuaca sepanjang hari. Aliran ini didukung oleh pelukis-pelukis Prancis lainnya yang terkenal, seperti Eduard Manet (1832 – 1883), Edgar Degas (1834 – 1971), Aguste Renoir (1841 – 1919), Camille Pissaro (1831 – 1903), dan Alfred Sesley (1840 – 1898). Di Jerman muncul pelukis Impresionisme Adolf Menzel (1815 – 1905) dan Lieberman (1874 – 1935).


d.      Neo Impresionisme
Makin majunya pengetahuan manusia tentang ilmu alam, membantu juga bagi para pelukis dalam bidangnya. Dengan ditemukannya teor warna spektrum, yang menyanggah anggapan bahwa cahaya matahari warnanya polos saja, menimbulkan inspirasi pada pelukis Signac untuk membuat teori bahwa suasana selalu dipengaruhi oleh spektrum yang berubah-ubah. endapat ini melahirkan cara melukis yang lain dari biasa. Jika biasanya orang melukis mencampurkan cat atau warna-warna terlebih dahulu diatas palet, baru kemudian disapukan pada kanvas, maka cara baru ini menempatkan langsung warna-warna secara berdekatan satu sama lain. Cara ini dinamakan divisionisme. Sebagai contoh nyata dapat dilihat pada karya mozaik. Jadi, prinsip mozaik itu ada persamaannya dengan divisinisme, meskipun bukanlah itu yang menjadi dasar. Makin kecil petak-petak warna ini, yang hampir merupakan titik-titik, maka ia dinamakan pointilisme. Kesemuanya adalah bertujuan untuk membuat efek cahaya yang kuat. Dan aliran ini disebut Luminisme, yaitu Neo Impresionisme.

Munculnya Luminisme ini disekitar tahun 1885, didukung oleh pelukis George Seurat (1859 – 1891) dan Paul Signac (1863 – 1935). Neo Impresionisme ini didukung pula oleh Paul Cezanne (1839 – 1906) dan Paul Gauguin (1848 – 1903).

e.     Realisme
Setelah menemui aliran Impresionisme, seniman-seniman mulai melihat kembali kepada kenyataan. Sesungguhnya aliran Impresionisme tidak banyak mendapat pengikut. Para pelukis lebih menaruh minta kepada kenyataan yang sesungguhnya dan meresapkannya, melukiskan kenyataan sehari-hari tanpa memberi suasana di luar kenyataan, tanpa menjiwai dengan perasaan romantis. Yang dikemukakan terutama kenyataan dari kepahitan hidup, penderita pekerja kasar, kesibukan-kesibukan kota dan pelabuhan. Cara-cara memperindah lukisan seperti kaum Romantik, mereka tinggalkan. Juga mereka menentang sikap hidup kaum Impresionis yang banyak melarikan diri dari keriuhan manusia, mencari alam yang tenang dan sepi. Pelukis Realisme yang terkenal adalah George Hendrik Breitner (1857 – 1923), sedangkan pematung Realis adalah Rodin (Perancis)

f.       Simbolisme dan Monumentalisme

Keadaan masyarakat tidak terpisahkan dari perkembangan seni. Akhirnya pandangan yang menganggap bahwa agama pun bukan saja penting, tetapi adalah faktor yang menentukan pula di dalam seni, mulai meresapi jiwa para seniman. Maka timbullah ilham untuk mewujudkan pandangan ini dalam bentuk seni. Para seniman sudah tidak puas lagi dengan kenyataan lahiriah saja. Mereka ingin menyelami lebih dari itu dan membawakannya ke atas kanvas. Rangsangan baru ini dinamakan Simbolisme. Simbolisme jangan dikacaukan atau diacampuradukkan artinya dengan pengertian simbolis. Arti simbolis ialah melambangkan sesuatu. Seperti jangkar adalah lambang harapan, timbangan dengan wanita tertutup matanya adalah lambang pengadilan, dan sebagainya. Karya Simbolisme ini pada umumnya melukiskan pergolakan batin yang menghadapi berbagai perasaan. Simbolisme yang dibawa kepada bentuk yang lebih sederhana mewujudkan hiasan atau perlambangan, maka ia dinamakan juga Monumentalisme. Simbolisme lebih mengutamakan unsur-unsur kerohanian. Sebagai imbangan dari periode Impresionisme yang telah mengabaikan faktor ketuhanan, maka pelopor-pelopor Simbolisme memulai dengan membawakan aliran ini untuk menyadari kembali akan hukum ada dan tiada.

Abad Kedua Puluh
Aliran-aliran baru yang lahir pada pertengahan bagian kedua dari abad ke-19, seperti Impresionisme, Realisme, Simbolisme, dan Monumentalisme, pada abad ke-20 masih melanjutkan perkembangannya.
       
Tokoh-tokoh terkemukanya , kecuali Vincent van Gogh (meniggal pada tahun 1980), semuanya meninggal pada permulaan abad ke-20, seperti Gauguin (1903), Cezanne (1960), dan Douanier (1910).
       
Karya keempat pelukis yang disebutkan di atas menjadi pembicaraan resmi di antara tahun  1905 – 1920. banyak orang memperdebatkan, membicarakan, dan menulis serta berteori tentang karya-karya mereka ini. Dan hasil-hasil teori inilah yang memberikan nama kepada setiap aliran itu.

a.       Fauvisme
Pelopor aliran ini ialah Henri Matiasse. Syarat untuk melihat lukisan-lukisan mereka ini hendaklah kita menyampingkan apa yang dimaksud dengan lukisan itu. Pelukisnya adalah pencinta, dan melukis karena cinta akan melukis. Kita tidak usah mencari kesungguhan isi atau meminta sesuatu yang mengandung pengertian. Mereka melukiskan apa saja yang mereka sukai. Pemandangan alam, pantai laut, alam benda, bunga-bungaan dan sebagainya, memberi warna semaunya, bahkan kalau dirasa perlu, bentuk-bentuknya diberi garis pinggir yang tegas.

b.       Kubisme
Aliran ini membawa objeknya kepada wujud bersegi-segi, punya kesan yang monumental, terutama untuk seni patung. Tokoh aliran ini adalah :
Pablo Picasso, G. Braque, Paul Cezanne

c.       Futurisme
Aliran ini sangat mengagungkan peperangan. Futurisme dapat dipandang sebagai pendobrakan faham kubisme, yang dianggap statis dalam soal komposisi, garis dan pewarnaan. Futurisme mengabdikan diri pada gerak, sehingga dalam contoh lukisannya, yaitu anjing lari dibuat kakinya banyak sekali. Tokoh aliran ini adalah :
Umbrto Boccioni, Carlo Carra, dll.

d.      Absolutisme
Alira absolutisme membuang sama sekali bentuk alam. Menurut faham aliran ini, seni lukis haruslah secara murni merupakan kesatuan dari warna-warna, garis-garis, dan bidang-bidang. Bentuk alam tiadalah tempatnya pada suatu lukisan.

Pelopor aliran ini adalah Wassily Kadinsky. Ia adalah orang Rusia yang menetap di Munchen pada tahun 1911.

e.       Esensialisme
Menurut faham aliran ini, yang esensial dalam keseimbangan kosmis adalah kesatuan dari daya angkat yang menyebabkan semuanya berada di tempatnya masing-masing. Keseimbangan kosmis adalah yang esensial dari semua yang ada. Pengungkapan yang esensial ini adalah tujuan seni. Maka itu aliran ini dinamakan Esensialisme.

Pelopor aliran ini adalah pelukis Belanda Piet Mondriaan (1872 – 1945) yang tinggal di Paris.

f.       Elementarisme
Istilah Elementarisme ini diucapkan oleh Theo van Doesburg, seorang seniman Belanda yang berpendirian bahwa dalam menciptakan hasil seni, jiwa haruslah dalam keadaan sebebas-bebasnya.

Pada karya-karya aliran ini tampak bidang-bidang diisi dengan garisi-garis miring yang dimaksud sebagai gerak, mengesankan suatu kegiatan perjuangan..



g.      Ekspresionisme
Aliran ini berusaha mencurahkan jiwa atau perasaan seluruhnya pada waktu melukis untuk menyatakan segala sesuatu yang dipiirkan maupun dirasakan pelukis terhadap objeknya. Pengolahan bentuk dan warna dicurahkan secara cepat dan spontan, sejujur-jujurnya menurut perasaan pelukis. Tokohnya adalah :
Vincent van Gogh, Paul Gaguin, Ernast, dll.

h.      Dadaisme
Aliran dada merupakan isyarat nihilistis dari ailran yang berikutnya. Aliran ini lahir di Zurich, tumbuh dalam suasana perang dunia I. sifatnya anti seni. Anti perasaan, cenderung kepada kekerasan. Karyanya serba aneh. Misalnya lukisan “Monalisa” yang diberi kumis. Tokohnya ialah Ruigi Russalo, Severini.

i.        Surealisme
Kaum surealisme berusaha membebaskan diri dari kontrol kesadaran, menghendaki kebebasan besar sebebas orang bermimpi. Gerakannya sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran ilmu jiwa. Tokoh aliran ini ialah:
Salvador Dali dan J. Miro

j.         Neo Realisme
Pokok lukisan selalu diambil dari hal-hal yang nyata dan biasa. Makin biasa makin baik. Hal ini adalah suatu tantangan terhadap aliran yang diperindah, bersifat poetis, sentimental, dan romantis.

Pelukis-pelukis Neo-Realisme adalah Fermhout (1922), Schumacher (1894), Willink (1900), Pijke Kock (1910), Raoul Hynckes (1893), Dick Ket (1902).

k.       Neo Klasisme
Seni rupa yang berkembang di Eropa, mula-mula lahir di Yunani kuno. Berpusat pada homosentris. Dengan pelopornya Louis David.

Kesimpulan
 Faktor utama , seni adalah sesuatu yang abstrak, terutama seni murni. Akan tetapi seni modern yang dipelopori oleh seniman-seniman Kubisme, dapatlah dilihat hasilnya yang positif, yaitu di bidang seni pakai.
        Sejak abad ke-20 ini seni rupa, terutama seni lukis, telah diberi batas tegas, mana yang seni murni dan mana yang bukan. Dulu hal ini campur aduk saja, sehingga orang selalu menemui kesulitan dalam menilai. Sejak adanya batas-batas ini, terutama di bidang seni niaga yang erat sekali hubungannya dengan perekonomian, para penilai tidak mendapat kesulitan lagi. Meskipun di satu pihak mutu seninya sudah menjadi rendah daripada pihak yang lain, akan tetapi di dalam fungsinya ia mencapai tujuannya.
        Seni abstrak berpengaruh besar di bidang seni bangunan. Maka untuk mengimbangi kemajuan yang pesat ini, seni pakai menjadi pelopor. Ia menerima unsur-unsur Abstrak, gaya Kubisme dari bidang seni murni. Dan haslnya sedikit banyaknya, meskipun secara tidak atau belum disadari, mendatangkan keuntungan juga bagi seni murni. Tentulah untuk menguraikan tentang perkembangan seni Abstrak ini memerlukan penulisan secara khusus. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa seni Abstrak untuk permulaan dan hingga ke penghujung abad ini dapat diterima oleh masyarakat ramai.








RESENSI

Pengertian Resensi :

Resensi /résénsi/ n menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku: Sedangkan kata "mengulas" v itu sendiri mempunyai arti memberkan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" n mempunyai arti kupasan,tafsiran,komentar:

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.

Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas

Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

Langkah – langkah Membuat Resensi :

Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
1.      Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi,mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku,siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
2.      Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3.      Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4.      Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5.      Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut :
·         Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
·         Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya, bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
·         Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).

Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.

Unsur-unsur yang harus dimuat dan harus Anda perhatikan dalam resensi

1.        Judul resensi, bisa menggambarkan keseluruhan isi buku.
2.         Data buku atau identitas buku terdiri atas: judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan, dan jumlah halaman.
3.          Pendahuluan, dapat berisi perbandingan dengan karya-karya sebelumnya, perbandingan dengan buku yang berisi masalah sejenis, biografi pengarang, dan hal yang berhubungan dengan tema atau berhubungan dengan isi.
4.        Sinopsis atau ringkasan isi buku; untuk mengetahui secara singkat tentang isi buku yang diresensi. Bisa juga dikutip bagian-bagian penting yang dianggap menarik.
5.         Ulasan singkat terhadap buku yang diresensi, kekurangan dan kelebihannya, dapat dilihat dari segi: fisik buku, misal penggunaan kertas, penjilidan, pengetikan;isi buku; penggunaan bahasa; dll.
6.    Manfaat dan sasaran pembaca buku.

Contoh Resensi

Judul Buku                  : Lukisan Abstrak
Penulis                         : Basuki Abdulah
Penerbit                       : BINAR PRESS
Tahun terbit                 : 2018, Mei ; cetakan ke-1
Jumalh Halaman          : 197 halaman














Proses evaluasi hasil karya


Evaluasi dirancang untuk memberikan kepada orang yang dinilai dan orang yang menilai atau manajer,informasi mengenai hasil karya. Secara umum bahwa tujuan evaluasi hasil karya adalah untuk mencapai kesimpulan yang evaluatif atau yang memberipertimbangan mengenai hasil karya dan untukmengembangkan karya lewat program.
Secara khusus evaluasi hasil karya dapat memberi dampak sebagai berikut :
1. Program evaluasi hasil karya yang dirancang dan dilaksankan dengan baik dapat memiliki pengaruh motivasional terhadap para bawahan, antara lain dapat merangsang peningkatan, mengembangkan rasa tanggung jawab, dan menaikkan keterikatan kepada organisasi.
2. Meningkatkan pengertian manajerial
3. Memberikan dasar bagi perencanaan, pelatihan dan pengembangan.
4. Mengurangi pilih kasih dalam mengambil keputusan manajerial yang penting.
Prosedur evaluasi hasil karya tradisional yang masih sering digunakan dalam suatu perusahaan, antara lain sebagai berikut :
1.Skala penilaian.
Teknik ini merupakan prosedur evaluasi hasil karya yang tertuadan paling luas digunakan yang dalam praktiknya terdapa tbeberapa bentuk. Penilai diberi sebuah formulir yang dicetak,satu formulir bagi setiap bawahan yang harus dinilai. Isiformulir biasanya mengandung sejumlah karakteristik hasilkarya yang harus dinilai.
2.Cerita deskriptif 
Prosedur ini menuntut agar penilai (manajer) mendeskripsikan pokok-pokok kekuatan dan kelemahan orang yang dinilai.Sebenarnya metode ini hanya sedikit memberi kesempatanuntuk membandingkan para bawahan yang dinilai mengenaidimensi karya spesifik
3.Daftar cek yang dibobot.
Prosedur ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang menjelaskan beraneka macam dan tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Masing-masing pernyataan mempunyai bobot atau nilai yang diberikan kepadanya. Penilaian mengevaluasi setiap bawahan dengan mengecek pernyataan yang menjelaskan perilaku individual. Tanda cek danbobot yang sesuai dijumlahkan bagi setiap bawahan.
4.Metode pengangkatan
Pada teknik ini, manajer menggunakan prosedur urutan pangkat untuk menilai semua bawahannya. Bawahan diberi pangkat menurut nilai relatif mereka bagi perusahaan mengenai satu dimensi hasil karya atau lebih.
Diorganisasi khususnya perusahaan besar yang berkembang di Amerika Serikat telah mengembangkan metode evaluasi hasilkarya dengan lebih modern.
a.Metode penilaian yang berjangkar padaperilaku.
b.Manajemen berdasarkan sasaran

Evaluasi merupakan salah satu komponen system pembelajarn/pendidikan. Hal ini evaluasi berarti, evealuasi merupakan kegiatan yang tak terelakan dalam setiap kegiatan/proses pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa/mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran.
Kelemahan pokok pengukuran hasil belajar di lembaga pendidikan pada umumnya tidak terletak pada bentuk dan tipe butir soal yang digunakan, tetapi terutama terletak pada bentuk dan kemampuan guru/dosen/dosen untuk mengkonstruksi butir soal dengan baik. Butir soal tipe apapun baik butir soal uraian maupun butir soal objektif dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar bila butir soal tersebut dikonstruksi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 
Gibson (Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses),Proses Evaluasi Hasil Karya Sekarang ini digunakan banyak macam program evaluasi hasil karya. organisasi program evaluasi itu dirancang untuk memberikan kepada orang yang dinilai (raicc) dan orang yang menilai (rater) atau manajer, informasi mengenai hasil karya.
Tetapi sebelum program evaluasi hasil karya dipilih harus ada pengertian yang jelas di antara orang yang menilai dan yang dinilai mengenai sasaran system. Dua tujuan dari hasil evaluasi hasil karya yang dinyatakan secara luas adalah untuk mencapai suatu kesimpulan yang evaluatif atau memberi pertimbangan mengenai hasil karya dan untuk mengembangkan karya lewat program. Dua tujuan yang dinyatakan secara luas ini diperbandingkandalam Tabel-1 . Perlu diperhatikan perbedaan dalam orientasi waktu, sasaran, dan peranan dari orang yang dinilai dan orang yang menilai.

















KOMUNIKASI KONSEP DASAR SENI

Konsep Dasar Pendidikan Seni di Pendidikan Formal

Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni.
Konsep Pertama : Seni dalam Pendidikan
Pada awalnya dikemukakan oleh golongan esensialis yang mengganggap bahwa secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak. Menurut konsep ini, keahlian seni seperti melukis, menyanyi dan sebagainya perlu diajarkan kepada anak dalam rangka pengembangan dan pelestariannya. Artinya seni harus diwariskan melalui  lembaga pendidikan termasuk pendidik. Konsekuensi ini tentunya menuntut tenaga pendidik atau guru yang menguasai sepenuhnya dalam bidang kesenian. 
Konsep Kedua  : Pendidikan Melalui Seni
Konsep ini  dipopulerkan oleh Herbert Read dalam Education Truought Art. Berdasarkan pandangan ini, seni dilihat sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan tujuan seni itu sendiri. Konsep Pendidikan Melalui Seni inilah yang dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakan di sekolah umum, khususnya pada tingkat dasar dan prasekolah. Penerapan konsep Pendidikan Melalui Seni ini akan menekankan pada “proses” daripada “ hasil”. 
Seni digunakan dalam pembelajaran di sekolah untuk mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan keseimbangan rasional dan emosional. Pendidikan melalui seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap peserta didik menemukan pemenuhan dirinya (personal fulfillment) dalam hidup.
Idelanya pendidikan mengajarkan anak-anak bagaimana menjadi merdeka ketika mereka berada dalam lingkungan yang terproteksi seperti dirumah dan disekolah misanya. Pengalaman disekolah diharpkan dapat memberi inspirasi yang berguna bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya hingga menjadi orang dewasa. Tujuan pendidikan melalui program seni akan memilihara prilaku tersebut sehingga menjadi lebih eensial membentuk kemandirian anak sebagai pembelajar seuur hidup.
Aplikasi Konsep Seni dalam Konsep Pendidikan Seni
Ada dua cara pengkonsepsian seni, yaitu : Pengkonsepsian atas dasar karya seni dan pengkonsepsian atas dasar modus seni. Cara pengkonsepsian seni yang berdasarkan karya seni dalam perkembangannya di masyarkat menghasilkan 
1. Seni sebagai keindahan
2. Seni sebagai hiburan
3. Seni sebagai media komunikasi
Sementara itu seni atas dasar modus kreasi menghasilkan 
1. Proses kreasi dengan modus imitasi 
2. Proses kreasi dengan modus ekspresi


Seni sebagai Keindahan 
a. Konsep Seni : Seni sebagai keindahan
Defisini seni yang sering kita dengar, orang secara umum juga tidak jarang yang masih mengatakan bahwa seni adalah segala keindahan yang dicipakan manusia. Hal ini sejalan dengan kajian seni secara etimologis bahwa kata seni dalam bahasa sanskerta disebut cilpa (kata sifat yang berarti berwarna), dan kata jadiannya sucilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. 
Hubungan seni dan keindahan sangat jelas, terutama ditinjau dari sudut kebentukan karya seni itu. Seonggok sampah pun jika ditata sedemikian rupa dan ditempatkan pada media atau ruang dengan komposisi tertentu juga akan memerikan nilai estetis karya yang disajikan tersebut. 
Keindahan itu apa? Jika kita mempersoalkan keindahan, The Liang Gie mengemukanan teori keindahan yaitu teori keindahan subjektif dan teori keindahan objektif. 

Teori keindahan subjektif adalah karya seni rupa itu menimbulkan rasa puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan seseorang. Hal ini akibat dari stimulus yang dipancarkan dari karya seni yang merespon pengamat yang menyentuh perasaannya. 
Menurut teori keindahan subjektif, indah itu terletak pada diri yang melihat.
Sementara Teori keindahan Objektif memandang bahwa keindahan sebgai suatu kesan yang terdapat pada benda-benda atau karya seni rupa dengan ciri-ciri, kualitas, dan sifat keindahan yang dihasilkan dari suatu kesaatuan unsur seni yang tampak pada benda tersebut. 

b. Konsep Pembelajaran Seni: seni Sebagai Keindahan.
Pada dasarnya proses pembelajaran Pendidikan Seni (istilah sekarang Pendidikan Seni Budaya)  merupakan proses untuk menmbah pengalaman sisa terghada[p pengalaman estetik. Melalui kegiatan belajar, para siswa dapat melakukan pengamataan secara seksama. terhadpa objek yang diamati berdarkan minat dan kesukaanya. Objek yang diamati sangatlah beragam mulai dari benda-benda disekitar sekolah sampai benda-benda yang berada di rumahnya. Proses kegiatan pembelajaran dalam membina siswa untuk menguasai seni dan keindahan dapat dimulai dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keindahan alam disekitar. Dari benda-benda yang diamatinya, mereka diarahkan untuk memilih objek yang memiliki cita rasa keindahan berdasrkan pengalamnnya., kemudian dari benda-tersebut pada siswa diajak secar langsung untuk memproduksi karya seni dari benda-benda tersebut menjadi karya seni. 
Pengalam dalm proses kreasi melalui pemanfaatan alam memberi manfaat untuk meningkatkan kemampuan teknis siswa dalamberkarya. Selain itu mereka juga secar tidak langsung akan merasa dilatih untuk mencintai lingkungan seta mengetahui cara pemanfaatannya. 
Jenis-jeins kegiatan untuk melatih kepekaan rasa keindahan akan rasa keindahan dari pemanfaatan alam di antaranya :
1. Membuat karya mozaik dan kolase dari bahan biji-bijian, batu-batuan dan benda lain yang ada di alam sekitar siswa.
2. merancang ornamen hias nusantara untuk menghiasi benda tiga dimensi.
3. Membuat benda hias interior seperti keramik, anyam, tenun, makrame, relief, ukiran dan sebagainya. 

Seni sebagai Hiburan
Pada umumnya orang cenderung menyukai akan kesenangan. Salah satu aspek dalam kehidupan kita yang memiliki sifat menyenangkan adalah bidang kesenian. Dalam konsep pembelajaran seni sebagai hiburan pelaksanaan seni budaya dalam kontek pendidikan formal berfungsi sebagai penyeimbang antara pembinaan potensi logika, etika dan estetika. 
Sudah sewajarnya pelakanaan pendidikan seni diupayakan untuk menciptkan kondisi yang menyenangkan sehingga memberikan pengalaman hiburan.Suasana ini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan siswa ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam praktek pembelajran seni sebagai media hiburanini, sebaiknya guru mempertimbangkan
1. Topik yang akan disajikan dalam proses pembelajaran dupayakan dipilih berdasarkan mintat dan kesenangan anak dan jenis kelamin
2. Berikan siswa untuk memilih objek yang menyenangkan untuk disajikan materi bahan ajar. 
3. Berikan kesempatan siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok.
4. ciptakan suasana yang harmonis melalui kegaitan kerjasama/kerjakelompok melalui menyelenggarakan pameran atau pertunjukan. 
5. Berikan kesempatan anak untuk ikut merasakan manfaat secara langsung dari proses pembelajaran sehingga kegiataan pembelajaran yang dilakukan memberi manfaat kepada perkembangan dirinya. 
6. Berikan kesempatan kepada anak untuk mengkomunikasikan pengalaman yang menyenangkan atau mengesankan baik secara  lisan maupun tulisan.

Seni Sebagai Media Komunikasi
Salah satu hasil karya seni rupa yang sering kita jumpai dalam kegiatan komunikasi adalah poster. Media ini dirancang dengan tujuan untuk mempengaruhi masyarakat yang melihat harya tersebut. Poster pada umumnya digunakan sebagai media penyampaian pesan pendidikan, agama, sosial dan sebagainya. 
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia yang lain, yang menikmati karya seni tersebut.
Konsep pendidikan seni seni sebagai media komunikasi mengandung maksud bahwa melalui proses pembelajaran seni, siswa dilatih untuk menggunakan seni ini sebagai media penyampaian pesan. Dalam kehidupan anak-anak, goresan atau jejak gambar anak-anak memiliki ungkapan komunnikasi. 

Jenis-jenis kegiatan pembelajran untuk memfungsikan seni sebagai media komunikasi di antaranya:
a. Merancang dan membuat poster baik poster sosial maupun komersial
b. Belajar menggambar karakter anatomi manusia baik secara realistis maupun secara kartunis. Pengalaman ini akanmemekali mereka untuk mampau menggambarkan suasana kejiwaaan manusia yang menjadi objek gambarnya. 
c. Memperlajari tipografi dan karakter huruf dalam proses perancangan dan pembuatan poster, spanduk, leafet, kartu undangan, kartu hari raya, dan sebagainya. Melalui kegiatan ini akan memiliki kompetensi pemilihan dan penataan unsur visual sebagai alat untuk komunikasi. 
d. Mengetahui dan mengenal psikologis warna-warna. Melalui kegiatn ini mereka akan mamapu mempertimbangkan pemilihan dan penataan warna yang tepat berdasarkan tujuan dan sasarannya. 

Seni Sebagai Imitasi.
Konsep seni, seni sebagai imitasi maksudnya bahwa perkembangan seni merupakan bentuk tiruan yang ada di alam. Manusia berusaha meniru semirip mungkin. Namun dalam perkembangan berikutnya anggapan ini mengalami perubahan. Seniman menggambarkan fenomena alam ini tidak lagi menggambarkan sesuatu yang mirip, namun sudah ada upaya perubahan, misalnya dengan deformasi, abstraksi dan stilasi
Konsep seni sebagai imitasi dalam Konsep Pendidikan Seni ini maksudnya kegiatan meniru merupakan potensi natural yang dimiliki oleh setiap orang, termasuk peserta didik. Kebiasaan ini memberikan manfaat kepada siswa untuk melakukan pengulangan prilaku dalam merespon suatu objek 















MENGEMBANGKAN KARYA SENI
BEREKSPRESI DENGAN MENGEMBANGKAN KARYA SENI RUPA NUSANTARA

A.  Memilih Unsur Seni Rupa Nusantara Untuk Dikembangkan Menjadi Karya Seni Rupa Murni
1.    Bahan Seni Rupa Nusantara
Seni rupa nusantara tidak hanya memiliki keragaman corak, tetapi juga memiliki keragaman bahan, yang digunakan. Keragaman bahan ini dapat berpengaruh terhadap teknik yang digunakan.
Nusantara memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan dalam berkarya seni rupa. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat keragaman dalam bahan yang digunakan untuk karya seni rupa. Contohnya, bahan yang digunakan dalam seni lukis tidak hanya satu jenis, tetapi bermacam-macam, seperti cat air, cat kayu, pensil warna, krayon, konte atau pastel. Selain itu, medianya pun tidak hanya satu jenis, tetapi dapat menggunakan kertas, kain ataupun kaca.
2.    Teknik Seni Rupa Nusantara
Keragaman bahan yang digunakan mengakibatkan munculnya berbagai teknik dalam berkarya seni rupa di nusantara. Berikut ini beberapa teknik yang digunakan untuk berkarya seni rupa di nusantara.
a.    Teknik ukir/ teknik pahat merupakan teknik berkarya seni rupa dengan cara membentuk dan mengurangi bahan yang diukir dengan menggunakan peralatan ukir yaitu tatah ukir.
b.    Teknik lukis merupakan teknik berkarya seni rupa dengan cara melukis, yaitu membuat gambar dengan menggunakan pensil, pulpen, kuas, dan sebagainya.
c.    Teknik tenun merupakan teknik pembuatan kain tenun dengan cara menganyam. Teknik tenun hampir sama dengan teknik menganyam.
d.   Teknik membentuk yaitu membuat karya seni rupa dengan media tanah liat. Pembuatan dengan teknik membentuk adalah dengan cara menbentuk tanah liat tersebut menjadi bentuk yang diinginkan.
e.    Teknik cor merupakan pembuatan karya seni rupa dengan menggunakan cetakan atau di cor. Bahan terlebih dahulu dibuat adonan, kemudian dicor dan dituang kedalam cetakan.
f.     Teknik anyam merupakan teknik membuat karya seni rupa dengan menganyam. Teknik anyam  tidak menggunakan alat tetapi mengandalkan keterampilan tangan.
g.    Teknik batik merupakan teknik memberi hiasan atau motif pada kain dengan cara memberi gambar dengan lilin panas atau malam. Alat yang digunakan adalah canting.
3.    Unsur-Unsur Dalam Seni Rupa
a.    Titik (awal dan akhir dari sebuah baris)
b.    Garis (kumpulan dari titik)
      Garis lurus
      Garis lengkung
c.    Bidang (pertemuan antara ruang)
d.   Bayang-bayang
      Bayang-bayang sendiri
      Bayang-bayang langkah
Gelap terang bisa dihasilkan dari  warna dan arsiran. Gelap terang disebut dengan helptoon.
e.    Baris
f.     Warna
      Primer; merah, kuning, biru
      Sekunder; ungu, oranye
      Tertier; coklat, abu-abu, youker (kuning tana), hitam
Warna terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :
      Warna romantic; biru,biru tua, biru kehijauan, merah, merah kehitaman.
      Warna dingin (Kesan); biru, hijau.
      Warna panas; merah kuning.
      Warna hangat; ungu, oranye.
Dalam setiap warna, memiliki arti tersendiri atau makna filosofi. Jika warna putih dicampur abu-abu disebut dengan TIN. Sedangkan warna dicampur dengan abu-abu disebut SHADE.
4.    Gaya Seni Rupa
a.    Modern : surealis, naturalis
b.    Klasik : Borobudur, Temporer, Prambanan
c.    Primitive : sederhana
5.    Kaidah Seni  Rupa
a.    Proporsi (Perbandingan) yaitu unsure kesebandingan ideal yang dapat dicerap oleh persepsi pengamat sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek gambar.
b.    Tekstur (nilai rabaan)
      Kasar
      Halus
      Sedang
Dalam tekstur juga ada macam-macam lainnya :
      Semu
      nyata
c.    Komposisi adalah perbandingan objek benda dengan bidang gambar. Bidang gambar adalah tempat menggambar. Bidang gambar contohnya buku gambar, kaca, tembok.
d.   Balance (Keseimbangan) yaitu pengaturan unsure-unsur seni yang dapat menciptakan suatu perbandingan dan intensitas sebanding yang bertitik pusat pada suatu tempat sehingga terdapat keseimbangan dari unsure-unsur yang digunakan.
e.    Unity (kesatuan) merupakan unsure-unsuer seni yang dimanfaatkandalam suatu karya, terkait dalam kaidah-kaidah yang menimbulkan suatu ketergantungan.
f.     Rytme (Irama) adalah pengulangan unsure-unsur secara konstan (teratur, continue, rutinitas) dan terjadinya suatu proses perubahan atau perpindahan unsure-unsur yang tidak begitu jelas.
g.    Point of Interes (pusat perhatian) secara menyeluruh dan keutuhan karya terdapat unsure seni yang sengaja diperkuat intensitasnya dan memberikan suatu unsure pusat perhatian yang dapat mendominasi dari unsure keseluruhan dan tidak mengganggu kesempurnaan.
h.    Harmoni (keselarasan) dan tidak saling tenggelam dan menonjol.


B.  Berkreasi Seni Rupa Murni Yang Dikembangkan Dari Unsur Seni Rupa Nusantara
1.    Melukis
Kegiatan melukis adalah kegiatan paling popular dalam seni rupa, melebihi kegiatan seni rupa lainnya. Namun demikian, sering kali orang merasa tidak mampu atau tidak memiliki bakat untuk melukis. Seni lukis adalah suatu kegiatan untuk menuangkan ide-ide atau gagasan/ membubuhkan cat diatas bidang datar yang divisualisasi dengan seni rupa dan kaidah-kaidah seni  rupa.
6.    Mengenal bahan dan teknik
Latihan mengenal bahan dan teknik dapat kita lakukan bersama-sama karena bahan, alat, dan teknik sebenarnya dapat dipisahkan. Ada beberapa macam teknik dalam melukis, diantaranya;
      Linear (menggunakan jari)
      Plakat/Ofaque (menggunakan cat poster)
      Pointilis (dengan titik)
      Blok
      Aquares (dengan cat air)
      Gusel (dengan cara digosok dengan tangan dan bahan  yang dibutuhkan pensil 2B-6B)
7.    Gaya Melukis
      Realisme

Karya seni yang diciptakan manusia merupakan manifestasi ungkapan perasaan/emosi manusia. Penciptaan karya seni dihubungkan dengan karakter kejiwaan manusia seperi perasaan suka, senang, ceria, sedih, sakit, duka cita, dan sebagainya. 

Sedangkan Seni sebagai ekspresi dalam konsep pendidikan seni merupakan pendidikan seni rupa dalam pendidikan sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Dalam berkarya seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai ekspresi komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi akan berjlan dengan baik jika proses ekspresi sering dilakukan. 

Betapa pentingnya seni sebagai hasil cipta manusia, yang sewajarnya harus terus diajarkan di dalam pendidikan formal. Baik dari tingkat Taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran seni di sekolah atau madrasah jangan dianggap pelajaran pelengkap. Tentu ini menjadi tugas lembaga pendidikan dan para pengajar tentunya. 




6 comments for "Modul Tinjauan Seni"

  1. maturnuwun artikel modul tinjauan seni, semoga dapat dijadikan bahan referensi dan literasi dalam proses pembelajaran

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama sama, itu pun saya mengambil dari banyak referensi dan belum sempurna. Karena mapel tinjauan seni masih belum ada bukunya.

      Delete
  2. Terimakasih atas modulnya, bisa jadi referensi saat mengajar. Saya ijin menggunakan mudul untuk bahan ajar tinjauan seni.

    ReplyDelete
  3. sangat bermanfaat sekali, terimakasih

    ReplyDelete
  4. Mantap...terus berkarya terima kasih sudah memberikan ilmu yang bermanfaat.

    ReplyDelete